Bacaan 1: Yeh 2:2 – 5
Bacaan 2: 2Kor 12:7 – 10
Injil: Mrk 6:1 – 6
BAPAK Archandra Tahar adalah Menteri dengan masa jabatan terpendek dalam Kabinet Bapak Joko Widodo.
Tentu pemilihan beliau bukan tanpa perhitungan, namun desakan orang banyak memaksa Presiden Joko Widodo memberhentikannya dalam waktu 20 hari.
Orang pintar dan berprestasi, di negeri ini belum tentu mendapatkan tempat.
Beliau memiliki enam hak paten internasional. Karya penelitiannya banyak dipakai di dunia pertambangan maupun perminyakan.
Di negeri Paman Sam, beliau mendapatkan gaji miliaran rupiah per bulan. Jauh sekali dibanding gaji Menteri Negara yang hanya sekitar Rp 40 jutaan/bulan.
Semangatnya untuk membangun negeri, meski dengan gaji kecil, kandas oleh desakan publik yang menolaknya menjadi Menteri Pertambangan dan Energi.
Tuhan Yesus juga mengalami penolakan di kampung-Nya sendiri, Nazareth.
Orang-orang sekampung-Nya merasa sangat mengenal “kartu truf”-Nya. Mereka mengenal-Nya sebagai orang miskin, anak tukang kayu yang tidak berpendidikan. Mereka menganggap Yesus tidak pantas mengajar di sinagoga Nazareth.
“Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? *Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria,…”
Mereka pun tidak menerima berkat mukjizat-Nya karena menolak kehadiran-Nya.
Penolakan terhadap Mesias sudah dinubuatkan sejak zaman Nabi Yehezkiel.
“Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa pemberontak yang telah memberontak melawan Aku….”
Demikian Nabi Yehezkiel diutus Allah untuk mewartakan kepada bangsa terpilih Israel. Tidak peduli apakah bangsa itu mau menerima atau menolak.
Namun iIjil harus diwartakan kepada mereka. Sebab bangsa itu juga telah dipilih untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain.
Rasul Paulus menceritakan kisahnya, saat Tuhan mengangkatnya ke surga tingkat ketiga.
Ia berusaha untuk tidak menyombongkan kisah itu, namun tak kuasa menahan akibat perselisihannya dengan jemaat Korintus.
Paulus merasa bahwa Tuhan memang sengaja memberinya penderitaan agar tidak sombong.
Sebab dalam kelemahan manusia, maka kuasa-Nya sempurna.
Maka Paulus merasa bangga dengan penderitaannya, sebab disitulah Tuhan berkarya.
Pesan hari ini
Orang dengan prestasi segudang bisa saja disia-siakan di negeri sendiri. Sebagai pengikut Kristus, saya harus siap ditolak orang-orang di sekitarku sendiri. Sebab Tuhan Yesus pun juga mengalaminya.
Pengalaman tidak mengenakkan itu mungkin juga cara Tuhan agar saya tidak sombong.
“Seorang guru adalah orang yang membuat dirinya sendiri makin tidak berguna. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”