HARI Sabtu tanggal 26 Juni 2021 lalu sungguh beraroma penuh gembira. Terjadi di Biara Pusat Kongregasi Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA). Di hari istimewa itu, Kongregasi Suster Augustines menerima 10 Postulan anyar.
Yang lebih menggembirakan, karena hari itu ke-10 Postulan itu menerima kleding. Prosesi penerimaan busana biara.
Berlangsung dalam suasana khitmad. Perayaan ekaristi diawali dengan nyanyian pembuka Datanglah Roh Maha Kudus.
Misa khusus ini dipersembahkan oleh Bapak Uskup Keuskupan Ketapang Mgr. Pius Riana Prapdi bersama Pastor Viktor OSA dan Pastor Fransiskus Suandi Pr – keduanya konselebran.
10 remaja Dayak
Yang menarik lainnya adalah ke-10 Postulan itu semuanya berdarah Dayak.
Sayang, badai pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sampai saat ini memaksa Kongregasi OSA tidak mengundang anggota keluara para Postulan.
Hanya sejumlah orang mengikuti prosesi kleding ini. Tetap dengan prokes ketat.
Ke-10 Postulan baru itu adalah:
- Elisabet Endah Sri Wahyunungsih dari Paroki St. Carolus Borromeus Tembelina, Keuskupan Ketapang, mengambi nama biara sebagai Sr. Fidelis.
- Agustina Wina dari Paroki St. Paulus Rasul Tumbang Titi, Keuskupan Ketapang, menjadi Sr. Agustini.
- Valena Viktoria asal Paroki St. Petrus Sekadau, Keuskupan Sanggau, menjadi Sr. Viktoria.
- Kornelia Ance asal Paroki Hati Kudus Yesus Rawak, Keuskupan Sanggau, menjadi Sr. Gregoriana.
- Veronika Janietia asal Paroki Hati Kudus Yesus Rawak, menjadi Sr. Kristofora.
- Elisabet asal Paroki Hati Kudus Yesus Rawak, menjadi Sr. Alexia.
- Nadya Dionisia asal Paroki Hati Kudus Yesus Rawak, menjadi Sr. Theofila.
- Afrida Amanda dari Paroki Bunda Maria Diangkat ke Surga Sungai Ayak, Keuskupan Sanggau menjadi Sr. Mathea.
- Siska Maria asal Paroki Hati Kudus Yesus Rawak Keuskupan Sanggau menjadi Sr. Oktavia.
- Amelsa asal Paroki Santa Maria Bunda Allah Nanga Mahap, Keuskupan Sanggau, menjadi Sr. Anselma.
Menjadi milik Tuhan
Dalam homilinya, Mgr. Pius Riana Prapdi mengatakan, busana biara adalah baju seragam khas kaum religius. Menjadi bukan baju biasa, karean itu menandakan bahwa semuanya kini sudah berjalan bersama Tuhan, jadi milik Tuhan.
Busana itu sendiri mengartikan para Postulan itu sekarang mengikuti jalan Tuhan, menjadi pendoa. “Kekuatan kaum religius adalah hidup doa,” kata Mgr. Pius.
Setelah homili selesai, para Postulan baru menerima buku Konstitusi OSA dari Pemimpun Umum Kongregasi Sr. Lucia Wahyu OSA.
Buku itu, demikian kata Suster Lucia, dipakai sebagai bekal mereka menuju tahap pendidikan selanjutnya.
Sehari kemudian, Minggu tanggal 27 Juni, tiga suster yunior OSA mengucapkan Kaul Kekal dalam tarekat. Mereka adalah Sr. Virginie OSA, Sr. Hermina OSA, dan penulis Sr. Ludovika OSA.
Empat Novis berkaul pertama
Pada saat bersamaan, empat Novis mengucapkan Kaul Pertama dalam tarekat. Keempat suster yunior Augustines ini adalah Sr. Dionesia OSA, Sr. Yasinta OSA, Sr. Kresentia OSA, dan Sr Giovania OSA.
Untuk mengisi masa orientasi selama enam bulan ke depan, ke-4 suster yunior OSA ini mendapat tugas penugasan bagi mereka sebagai berikut:
- Sr. Dionesia OSA bertugas di kamar jahit.
- Sr. Yasinta OSA di rumahtangga.
- Sr. Kresentia OSA bertugas di kapel.
- Sr. Giovani OSA bertugas di rumah kasepuhan merawat para suster OSA sepuh dan senior yang sudah purna karya.
