Rabu, 14 Juli 2021
- Kel.3:1-6.9-12.
- Mat. 11:25-27.
WAKTU kota Brebes terkena musibah banjir, kami tim pastoral bersama DPP dan umat Paroki Santa Maria Fatima Brebes mengadakan tanggap bencana.
Paroki membuat dapur umum untuk membantu penyediaan makan bagi warga yang terdampak banjir.
“Terima kasih Pastor atas bantuannya,” kata seorang kakek yang rumahnya terendam banjir sampai lutut.
“Jika malam ini airnya masih naik, tolong beritahu kami ya Kek, biar nanti kami jemput, dan bisa menginap di aula pastoran yang telah disulap sebagai tempat penampungan sementara,” kata ketua tim tanggap darurat.
“Iya, banyak terimakasih atas bantuan dan perhatiannya. Ini saya punya beras satu karung dan mie instan beberapa dus, tolong diterima dan dibawa ke dapur umum di paroki” katanya.
“Terima kasih, Kek,” sahut kami.
“Maaf hanya bisa sedikit berpartisipasi dalam tanggap darurat ini,” tutur kakek itu.
“Kakek telah memberi dukungan yang luar biasa, serta memberi contoh kepada kami semua untuk tidak hanya fokus pada kesusahan sendiri, namun berusaha selalu peduli kepada sesama,” jawab kami.
Dalam kondisi sulit yang dihadapi oleh seseorang kita akan mengenal pribadi yang sebenarnya.
Tidak jarang orang begitu fokus pada kesulitanya sendiri hingga tidak peduli dengan orang lain yang mungkin mengalami kesulitan jauh lebih besar daripada dirinya.
Namun ada pula yang dalam segala kesulitan yang dihadapi tetap bisa tersenyum. Bahkan tetap memikirkan orang lain dan berusaha berbagi serta membantu orang lain dengan segenap kemampuannya.
Orang yang bisa beryukur adalah orang yang tidak hanya menangisi kemalangan yang menimpanya.
Namun yang bisa bangkit bersama orang lain yang sama-sama mengalami kesulitaan.
Apakah aku bisa bersyukur atas segala yang terjadi dalam hidup ini?