Selasa, 20 Juli 2021
Bacaan Injil: Mat. 12: 46-50
“Siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku” (Mat. 12:50)
Sdri/a ku ytk.,
SEJAK bebeberapa bulan terakhir ini, terlebih di masa pandemi ini, sinetron Ikatan Cinta menjadi pembicaraan yang menarik di kalangan masyarakat dan media sosial. Ikatan Cinta adalah sinetron Indonesia produksi MNC Picture yang ditayangkan perdana tanggal 19 Oktober 2020 pukul 19.30 WIB di salah satu stasiun TV Swasta.
Konon diberitakan, Ikatan Cinta berhasil menduduki rating tertinggi diraih pada 6 Juli 2021 dengan rating 15,7 dan audience share 53. Ikatan Cinta berhasil mendapatkan rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai sinetron prime time yang berhasil mendapatkan audience share nasional tertinggi yakni di atas 40 persen berturut-turut dalam 100 hari.
Tak hanya itu, Ikatan Cinta juga mendapat penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia sebagai “Karya Ekonomi Kreatif dengan Pencapaian Penonton Terbanyak di Indonesia Saat Pandemi”, serta dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia sebagai “Program TV yang Paling Banyak Ditonton dan Menghibur Masyarakat Selama Pandemi”.
Kita sebagai pengikut Kristus juga mempunyai ikatan cinta satu sama lain. Ikatan cintanya adalah sabda Tuhan. Sabda Tuhan pada hari ini mengingatkan kita bahwa dengan melaksanakan kehendak Allah, kita menjadi saudara-saudari Yesus dan ibu Yesus. Ditegaskan Tuhan Yesus, “Siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku”.
Tuhan Yesus memberikan cara pandang baru dalam memaknai persaudaraan atau kekeluargaan. Keluarga bukan didasarkan pada ikatan hubungan darah, tetapi didasarkan pada ikatan rohani-spiritual, yakni melaksanakan sabda dan kehendak Allah. Menjadi Keluarga Yesus ditentukan dari ketaatan kita melakukan kehendak Allah dan perintahNya.
Bunda Maria adalah teladan pribadi yang melaksanakan kehendak Allah dengan spirit ”Fiat”-nya, kesiapsediaannya. ”Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut kehendak-Mu”, tegasnya saat didatangi Malaikat Tuhan. Bunda Maria dipuji oleh Yesus karena dia sudah menghayati ikatan cinta itu dengan melaksanakan kehendak Allah dengan segala resikonya.
Bisa saja kita menjadi keluarga yang beriman Katolik sudah bertahun-tahun, tetapi kita belum (tidak) taat pada kehendak Allah, masih mudah hidup dalam dosa, penuh dengan kemunafikan, dan keserakahan. Kita sering kali hidup dalam keegoisan, selalu ingin menang sendiri, dan merasa benar sendiri.
Marilah kita berusaha dengan bantuan Roh Kudus agar dapat necep sabda Dalem, manages kersa Dalem, dan ngemban dhawuh Dalem (meresapkan sabda Tuhan, memahami kehendak Tuhan dan melaksanakan kehendak Tuhan) dalam hidup sehari-hari.
Berkah Dalem dan Salam Teplok dari MeSRA (Mertoyudan Spiritual Rest Area). # Y. Gunawan, Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)