Italia, Juara Piala Eropa

0
243 views
Ilustrasi - Mahkota juara. (ist)

Puncta 29.07.21
PW. St. Marta

Matius 13: 47-53

TAHUN ini memang miliknya Paus Fransiskus. Dua negara yang punya relasi batin dengan Paus menjuarai pertandingan sepak bola.

Argentina negara asal Paus menjadi juara Copa Amerika mengalahkan musuh bebuyutan yakni Brasil.

Italia, negara tempat Paus tinggal sekarang menang dalam Piala Eropa. Italia mampu mengalahkan Inggris yang bercita-cita membawa piala pulang kandang.

Di babak penyisihan, Italia bertemu dengan Turki, Swiss dan Wales. Italia berhasil menjuarai grup.

Lolos dari babak penyisihan, Italia harus berjuang di fase gugur.

Gli Azzurri melibas Austria. Pasukan Roberto Mancini itu kemudian bertemu pasukan muda Belgia. Mereka lolos dan melaju ke semifinal.

Musuh berat di semifinal adalah Spanyol yang pernah menjadi juara Eropa sebanyak tiga kali.

Bahkan pertandingan harus diperpanjang karena skor 1-1. Giorgio Chiellini Cs harus menjalani adu pinalti.

Akhirnya Italia berhasil memulangkan Spanyol dengan skor 4-2.

Italia lolos ke partai puncak. Di final mereka harus berhadapan dengan tuan rumah Inggris. Permainan kedua tim sangat menarik. Mereka menunjukkan kualitas juara.

Hal itu jelas kelihatan dari hasil imbang 1-1, dan harus dilanjutkan dengan perpanjangan waktu.

Penentuan siapa yang paling baik harus dipastikan lewat adu pinalti.

Dengan skor 3-2, akhirnya Italia lolos sebagai juara setelah 53 tahun menanti.

Yesus menggambarkan Kerajaan Allah itu seperti pukat. Setelah pukat penuh, orang memilah-milah ikannya.

Ikan yang baik dimasukkan ke pasu. Yang tidak baik dibuang.

Ikan itu harus diseleksi. Kualitas yang baik akan lolos dan dipilih, sedangkan yang buruk akan tersingkir.

Demikian halnya pada akhir zaman, Tuhan akan memilih orang yang benar dan orang jahat.

Orang benar akan masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Orang jahat akan dicampakkan.

Seperti ikan yang diseleksi agar masuk ke dalam pasu, hidup kita ini seperti main sepak bola.

Tidak cukup hanya bermain cantik seperti Brasil. Tidak cukup punya kualitas individu yang hebat seperti Ronaldo atau Neymar.

Yang dibutuhkan adalah kerjasama, saling menolong, kompak, peduli dan punya hati pada yang lain.

Kebaikan kita akan dinilai sejauhmana kita punya andil dalam sebuah tim, komunitas, keluarga, Gereja, masyarakat.

Apa yang kita sumbangkan agar kehidupan bersama menjadi baik?

Supaya tim atau komunitas bisa lolos menjadi juara? Agar kita semua bisa terpilih menjadi terbaik?

Bisa masuk ke dalam pasu?

Jalan-jalan ke Padang Pariaman.
Singgah sebentar di Prabumulih.
Hidup ini seperti perlombaan.
Siapa yang terbaik dia akan terpilih.

Cawas, jadilah yang terbaik…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here