Renungan Harian
Kamis, 5 Agustus 2021
Bacaan I: Bil. 20: 1-13
Injil: Mat. 16: 13-23
“ROMO, rasa saya sudah tidak kuat lagi dan sudah tidak sanggup lagi mempertahankan keluarga kami. Rasanya usaha saya sia-sia untuk memperbaiki keluarga ini.
Betul Romo, saya beberapa waktu lalu jahat terhadap isteri.
Saya banyak keluar rumah, mencari kesenangan di luar termasuk saya menjalin hubungan dengan perempuan lain.
Namun, seperti yang Romo juga tahu, sejak pertemuan dengan Romo setahun lalu, saya sudah berubah.
Saya sekarang sungguh-sungguh hidup untuk isteri dan anak-anak.
Saya menyediakan diri dan waktu saya untuk keluarga. Saya pulang kerja selalu di rumah menemani isteri dan anak.
Tetapi semua itu seolah-olah tidak berarti bagi isteri saya.
Saya selalu dicurigai, sedikit-sedikit mengungkit yang lalu, setiap kali terima telepon harus cerita, kalau tidak cerita bisa jadi masalah, bahkan urusan kantor yang bukan urusannya pun saya harus cerita kalau tidak jangan harap bisa damai hidup saya.
Romo, saya mengaku bahwa saya orang berdosa. Mungkin orang paling berdosa di seluruh dunia ini, tetapi apa iya saya harus diperlakukan seperti ini?
Saya pikir-pikir lebih baik saya seperti dulu saja.
Hidup seperti dulu saya seneng, damai banyak teman, refresh, hidup jadi lebih bersemangat.
Soal ribut dengan isteri, dulu saya seperti itu.
Isteri saya ribut sekarang. Saya sudah mulai berubah, tetap saja isteri ribut terus. Saya mencoba hidup baik, tetapi dicurigai dan dianggap sebagai penjahat.
Ya mending saya jahat dan dilihat sebagai penjahat saja tidak menyakitkan,” seorang bapak berkeluh kesah.
“Bro, tidak mudah menjadi orang baik dan tidak mudah pula untuk berubah. Godaan besar untuk kembali ke masa lalu jauh lebih kuat dari pada dorongan untuk terus berubah.
Saya bisa ngerti apa yang kamu alami dan itu pasti menjengkelkan. Yuk bro, jangan patah dan jangan putus asa.
Kamu pasti kenal baik luar dalam istreimu. Dan kamu juga tahu bagaimana harus bersikap dengan isterimu.
Maju terus bro, jangan menyerah. Kalau lagi suntuk dan bosan main aja ke sini, kita bisa ngopi-ngopi bareng,” kata saya.
Godaan dan bayangan kenikmatan serta kesenangan manusia lama adalah tantangan besar bagi setiap orang yang berjuang untuk merubah hidup.
Berhadapan dengan kesulitan dan tantangan dalam perubahan hidup selalu membawa diri pada dorongan untuk menikmati masa lalu.
Hanya mereka yang kuat dan bertahan menemukan kesegaran rahmat dalam perjuangan perubahan hidup.
Sebagaimana pengalaman orang Israel sejauh dikisahkan dalam Kitab Bilangan, yang berulang kali mengeluh dan ingin kembali ke Mesir bila berhadapan dengan kesulitan dan tantangan.
“Mengapa kalian memimpin kami keluar dari Mesir dan membawa kami ke tempat celaka ini?”
Bagaimana dengan aku?
Adakah aku termasuk golongan orang yang kuat dan bertahan menghadapi tantangan dan kesulitan perubahan hidup?