USAI bersolek lantaran telah dilakukan renovasi total, maka hasilnya menakjubkan. Jadilah, Susteran Kongregasi SMFA dan Asrama Serimbu kini menjadi megah. Bahkan, boleh dibilang kini jadi paling “cakep” di seluruh wilayah Kabupaten Landak, Provinsi Kalbar.
Ini terjadi sejak Senin 19 April 2021 lalu. Usai Bupati Kabupaten Landak dr. Karolin Margret Natasa bersama Uskup Keuskupan Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus meresmikan Susteran SMFA dan kompleks Asrama Puteri Serimbu hasil projek renovasi.
Lokasinya masuk di wilayah Paroki Serimbu, Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak.
Pemberkatan dan peresmian biara Kongregasi Suster-suster Misi Fransiskan Santo Antonius (SMFA) dan Asrama Elisabeth Serimbu ini telah mengalami beberapa kali penundaan.
Bahkan hampir satu tahun tertunda pelaksanaannya. Karena, sejatinya sudah harus terjadi tanggal 14 Mei 2020 yang lalu.
Tapi, akhirnya baru kesampaian. Hari besar itu adalah Senin 19 April 2021. Berlangsung sedikit meriah. Seremoni peresmian yang sudah lama dinantikan seluruh umat Paroki Santo Yohanes Maria Vianney Serimbu.
Sebenarnya ingin sekali mengadakan kegiatan besar. Namun, apa daya karena situasi pendemi tidak memungkinkan. Dalam kesederhanaan saja.
Umat tidak bisa hadir banyak. Hanya dibatasi dua orang setiap stasi. Meski demikian, itu tidak mengurangi makna peresmian dan pemberkatan.
Manfaat Susteran SMFA dan asrama
Ketua Panitia Bapak Andi mengatakan, pemberkatan Susteran dan Asrama Serimbu itu menandai hal penting.
Yakni, keberadaan susteran dan asrama di Paroki Santo Yohanes Maria Vianney Serimbu merupakan wujud kepedulian Gereja terhadap umat dan masyarakat Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak.
Sudah barang tentu juga menjadi kebanggaan seluruh umat dan masyarakat. Dengan adanya susteran dan asrama, umat sangat terbantu dalam hal pelayanan rohani. Orangtua juga mendapat tempat tepat untuk anak–anak bersekolah.
Terutama yang tempat tinggal jauh di stasi-stasi yang tak terjangkau.
Tujuan peresmian dan pemberkatan asrama dan susteran adalah:
- Memberitahu masyarakat luas akan hadrinya susteran dan asrama di wilayah Paroki St. Yohanes Maria Vianey Serimbu.
- Mendapat dukungan dan menjalin mitra kerjasama dengan semua pihak untuk membangun manusia berakhlak.
- Tanda bahwa bangunan asrama dan susteran telah siap dan layak digunakan.
Juga diingatkan seluruh umat di Paroki St. Yohanes Maria Vianney Serimbu akan tugas dan tanggungjawab kemajuan dan perkembangan susteran dengan fasilitasnya.
Kini, susteran dan asrama ada di Serimbu
Pemerintah Kabupaten Landak melalui Bupati dr. Karolin Margret Natasa tentu saja menyambut baik. Ia memberi apresiasi atas hadirnya pembangunan susteran dan asrama.
Pembangunan fasilitas pendidikan berasrama itu menjadi hal sangat penting. Bagi upaya kita bersama meningkatkan kualitas sumber daya manusia di wilayah Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak.
Keberadaan susteran dan asrama SMFA di wilayah Paroki Santo Yahones Maria Vianney Serimbu bisa meningkatkan semangat adik-adik di daerah yang jauh dari sekolah. Untuk melanjutkan sekolahnya dengan baik dengan arahan, bimbingan para suster SMFA sehingga mereka bisa menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Sangat luas
Air Besar adalah wilayah kecamatan sangat luas. Secara geografis, daerah ini berbatasan dengan Kabupaten Sanggau. Memang, lokasinya ada yang terpencil. Ada kampung yang lokasinya sangat jauh. Pemerintah tentu tidak akan mampu membangun sekolah di semua tempat.
Oleh karena itu, terutama bisa mendapatkan Sekolah Menengah Atas, mereka harus merantau pergi ke kota. Berjuang mendapatkan pendidikan yang baik.
Dengan adanya asrama ini, peran serta Gereja dan para suster SMFA serta berkat dukungan Bapak Uskup tentu akan sangat membantu nak-anak agar bisa mendapat pendidikan berkualitas. Demikian tutur Bupati Kabupaten Landak dr. Karolin Margret Natasa.
Bicara mengenai pembangunan manusia dan pendidikan, Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Landak masih jadi PR besar.
Salah satu yang sangat rendah nilainya karena:
- Angka putus sekolah cukup tinggi.
- Karena sekolahnya jauh dan tidak ada biaya, maka tak lanjut.
- Mungkin malah menikah dini.
Dengan adanya asrama dan dengan adanya sekolah di Serimbu, mudah–mudahan saudara-saudari di kampung tak perlu khawatir lagi. Di Serimbu mereka bisa lulus SMP dan SMA.
Bahkan selesai SMA, Mgr. Agustinus sangat memberi perhatian akan adanya universitas Katolik. Sudah ada perguruan tinggi STKIP Pamane Talino Ngabang. Juga tersedia program beasiswa untuk masyarakat tidak mampu.
“Jangan berkecil hati, karena tinggal jauh dari kota. Karena tidak ada biaya. Asalkan ada niat dan kemauan, maka pasti ada jalan. Jangan dibayangkan bahwa tinggal di asrama harus bangun pagi, urus diri sendiri dan tidak bisa keluar malam. Lalu tidak mau tinggal di asrama,” kata Bupati Kabupaten Landak dr. Karolin Margret Natasa.
“Di Serimbu, kini sudah ada asrama suster. Anak–anak bisa sekolah, sambil dibantu pengawasannya oleh para suster SMFA. Jangan ragu lagi untuk sampai di Serimbu,” tambah dr. Karolin Margret Natasa.
Pada akhir kata sambutannya Bupati Landak menegaskan berikut ini.
Anak–anak asrama sebaiknya tetap di asrama. Baiknya kumpul di asrama sehingga pelajaran daring tidak ada masalah. Kalau di kampung pasti ada kendala. Yang sudah pulang ke kampung dipanggil kembali daripada tinggal lama–lama di kampung namun putus sekolahnya.
Terimakasih kepada pemerintah dan SMFA
Bapak Uskup Keuskupan Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus mengharapkan Gereja harus berjalan bersama pemerintah. Sebagai tokoh pemimpin agama, beliau jelas tidak berdaya, jika pihak pemerintah tidak mendukung.
Bupati Landak dr. Karolin Margret Natasa selalu membantu dan komitmen membantu pembangunan gereja, pastoran, dan aula.
Ada sembilan Paroki di seluruh wilayah Kabupaten Landak.
Bapak Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus mengucap terimakasih atas komtimen Bupati dr. Karolin Margret Natasa Bupati Landak membangun Serimbu.
Pemimpin Kongregasi SMFA Sr. Kristina Unau SMFA dan utusan umat setiap stasi juga mengucapkan hal sama.
Sambil tersenyum, Mgr mengenang kembali betapa lamanya proses negosasi dengan Kongregasi SMFA.
Berlangsung selama tiga tahun dan baru ada jawaban sekarang. Mgr. Agustinus mengaku hampir putus asa, karena begitu lama harus menunggu jawaban.
Pembangunan susteran dan asrama
Bangunan susteran dan asrama terdiri tiga unit bangunan.
- Yang pertama digunakan untuk susteran, kemudian lagi dibangun satu unit asrama tingkat dua yang bisa menampung 40 orang.
- Lantai satu untuk ruang pakaian dan ruang belajar.
- Lantai dua untuk tempat tidur serta satu bangunan aula lengkap dengan ruang makan, dapur dan ruang belajar yang luas.
Maka, terwujudlah mimpi Uskup Keuskupan Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus. Dan kebahagiaan itu membuncah, saat diresmikan Asrama Susteran SFMA Serimbu, Senin 19 April 2021 lalu.
Demi upaya bisa mendidik anak–anak yang berkualitas.
Termewah dan termegah
Dengan bangga dan senyum khasnya, Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus mengatakan, Asrama Serimbu adalah bangunan termegah dan termewah dari semua bangunan asrama yang dikelola Kongregasi Suster-suster Misi Fransiskan Santo Antonius (SMFA).
Karena itu, beliau mengajak seluruh umat yang hadir dalam acara ramah tamah untuk merayakannya dengan bersukacita dan bergembira.
Tidak mengherankan, teriknya matahari siang bolong bagaikan terang bulan tidak membuat umat beringsut .Tapi tetap sangat antusias bergembira. Bersukacita menari bersama sampai petang dengan penampilan anak–anak asrama putera dan puteri didikan awal para suster SMFA.
Termegah dan termewah, lantaran semua furnitur susteran dan asrama langsung dilengkapi oleh Keuskupan Agung Pontianak dengan ukuran standar. Dipesan khusus dari Pertukangan Santo Yusup Pontianak – bengkel pertukangan milik Keuskupan Agung Pontianak.
Semua perabot dibuat menurut ukuran standar agar sebanding dengan megahnya bangunan.
Dukungan penuh Keuskupan
Tidak tanggung–tanggung, yang terjun langsung ke lapangan mengukur furnitur susteran dan asrama adalah Pastor Yosua Sintinjak Boston OFMCap, Direktur Pertukangan Santo Yusup Pontianak bersama Nobertus Titus, asistennya bagian perencanaan.
Kilas balik
“Sengaja kita lengkapi seperti ini dengan harapan pembinaan diasrama harus sesuai dengan zaman now. Tidak boleh sama dengan 50 tahun yang lalu. Karena karakter anak-anak sekarang juga sudah berbeda,” ujar Uskup saat peletakan batu pertama hari Senin 4 maret 2019 silam.
“Hadirnya suster dan bina asrama bagi saya adalah peran yang besar untuk mendidik karakter kepribadian orang tersendiri. Ilmu mungkin bisa kita dapatkan di sekolah kita. Tapi kepribadian, karakter, keimanan harus ditambah dengan pendidikan yang prima,” beitu harapan Uskup Keuskupan Agung Pontianak
“Hidup diasrama membuat kita lebih mandiri, disiplin, pendidikan terjamin. Oleh karena itu, ibu bapak jangan ragu memasukkan anaknya di asrama,” tutup Bupati Karolin.