BAPERAN- BAcaan PERmenungan hariAN.
Kamis, 26 Agustus 2021.
Tema: Gerakan Tuhan.
- Bacaan 1 Tes 3: 7-13.
- Mat. 24: 42-51.
GEREJA adalah kita, umat beriman. Tidak seorang pun dikucilkan. Setiap yang dibaptis diutus.
Dirinya adalah bagian pengutusan.
Dari banyak pengalaman terdengar, Tuhan sendirilah yang menggerakkan. Mereka bersedia melibatkan diri, kendati belum dibekali.
Niat suci itu menjadi berkat. Ketika ia terbuka akan tawaran pelibatan dalam karya kasih dan pelayanan gerejani, roh sendiri yang berkarya.
Sering kali terdengar bahwa sakit hati, tersinggung, merasa tidak “diwongke”.
Juga mungkin malu yang dirasakan karena perilaku aktivis paroki, dosa-dosa mereka. Bahkan dosa-dosanya sendiri membuat mereka mengambil jarak. Lalu, tidak melibatkan diri dalam karya-karya gerejani.
Mereka mengambil jarak atas hidup dalam kasih.
Tidak, karena Tuhan.
“Bro, kenapa aktif di Gereja?”
“Nggak tahu ya, Romo. Saya sendiri heran. Bingung, kalau ditanya seperti ini.
Saya mulai belajar percaya. Sedikit mengerti bagaimana Tuhan mencintai saya. Sejak saya aktif di paroki, hidup keluarga kami semakin rukun. Ada ketenangan, kenyamanan dalam Tuhan. Minimal di tengah pandemi ini, kami tidak kekurangan untuk makan.
“Apa yang menyebabkan terlibat? Apakah doa dikabulkan? Apakah memenuhi nazar yang pernah diucapkan. Pernahkah Tuhan dialami sebagai penyelamat dalam satu perkara hidupmu?”
“Nggak juga. Saya juga ngak ngerti. Hidup saya sih fine saja, usaha lancar kendati harus membanting tulang. Keluarga pun tidak ada masalah atau ribut besar. Ya, tidak tergerak aja.”
“Bagaimana itu terjadi? Atau pernahkah mengalami dorongan Roh yang menyadarkan atau pernah tersentuh oleh kasih Yesus? Kita percaya. Bila tanpa sebab kemungkinan adalah karya Roh Kudus sendiri,” jawabnya.
“Begini Romo. Dulu, saya hidup biasa-biasa saja. Kerja saya ya begitu-begitu saja. Tidak ada progres yang membanggakan. Penting, keluarga dapat makan,” demikian jawabnya.
“Saya harus akui: jarang ke gereja. Hari Minggu adalah hari di mana saya harus menikmati libur. Saya mau jalan ke Jakarta, ke Bandung, ke Cirebon atau saya memancing dengan teman-teman atau sekedar santai di rumah. Tidak terpikir ke gereja. Juga tidak merasa berdosa. Santai saja hidup ini mah,” lanjutnya.
“Apalagi, sejak kecil tidak dekat dengan pastur. Saya pikir, pastur itu biasa-biasa saja. Pernah saya dengar ada beberapa pastor yang aneh, berjarak dengan umat, kecuali yang kaya. Apalagi ada kesan pastornya malas berkunjung.
Padahal, anak-anak saya semua sekolah di pendidikan Katolik. Saya tidak tergerak sama sekali, biar orang lain sajalah,” jelasnya.
“Pergantian para romo pun saya dengar, tetapi saya tidak tertarik. Tidak ada dampak untuk keluarga dan usaha. Kalau saya butuh doa, tinggal memberi amplop untuk didoakan, intensi, selesai,” tegasnya.
“Suatu saat, ada pertemuan komunitas. Saya iseng-iseng datang. Entah kenapa, ketika sesi tenungan hati saya tersentuh. Dan saya merasa Tuhan itu sungguh baik. Ia sabar menanti. Kendati saya selalu menunda-nunda. Saat itu saya sadar, Tuhan ingin saya layani. Saya memberi arti untuk hidupku,” katanya.
Awalnya, saya takut. Karena saya belum pernah ikut organisasi apa pun. Belum dibekali.
Namun hati kecil saya percaya saja. Saya mulai berpikir dan mempertanyakan itu pada Tuhan dalam doa-doa.
Tuhan memang tidak menjawab secara langsung, tetapi lewat saudara saya. Ia mendukung saya,” tegasnya.
“Bro, inilah saatnya. Saatnya kamu menjadi pria Katolik yang bermakna. Ukir Sakramen Baptis dan perkawinanmu menjadi lukisan indah. Engkau akan mengalami kasih Tuhan yang begitu besar. Engkau akan merasakan sukacita surgawi dalam hidup, udasa keluargamu. Nyaman dalam Tuhan, Bro. Siap dan belajarlah berani,” jawabku.
Tanya Yesus, “Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?” ay 45.1
Bukankah Yesus ingin menggunakan kita untuk semakin mendekati umat yang dikasihi-Nya.
“Tengkyu bro… Engkau mau menerima pengutusan Tuhan,” kataku memberi semangat.
Tuhan, dalam rancangan-Mu, berdayakan aku melaksanakan perutusan-Mu. Amin.