Magis Artinya Semakin Baik, Lebih Baik Lagi

0
248 views
Ilustrasi: Magis by ist

BAPERAN – BAcaan PERmenungan hariAN.

Sabtu, 28 Agustus 2021.

Tema: Magis.

  • Bacaan 1Tes. 4: 9-11.
  • Mat. 25; 14-30.

KEINGINAN positif bisa menjadi unsur penting dalam mengembangkan kepribadian. Kemampuan menginginkan juga merupakan suatu kekuatan mengubah hidup ke arah yang lebih baikan.

Rasanya itulah martabat manusia. Yakni, hasrat  menginginkan sesuatu yang lebih sempurna.

Keinginan positif itu dapat berawal dari ketidakpuasan. Ia tidak puas akan apa yang ada. Bahkan hidupnya sendiri. Namun ia tidak menyerah. Ia berjuang mengubahnya. Karena  sadar bahwa hanya dengan bertindak, ia mengubah nasibnya

Dalam bahasa iman, itu artinya memaksimalkan anugerah dan talenta yang Tuhan berikan kepadanya.

Langkah awal yang penting adalah di mana ketertarikan atau minat itu ada. Bahkan kemampuan dasar yang kumiliki.

Dan itu sesuatu yang menyenangkan bagi diriku.

Awal mula

Berawal dari hidup pas-pasan dan ingin menambah ekonomi keluarga, seorang ibu memutuskan membuat roti. Bukan roti biasa, tapi dengan hiasan yang menarik.

Ia tidak beranjak dari titik nol. Orangtuanya memang suka membuat roti. Ia belajar dan diajari membuat bolu yang sederhana.

Awalnya memang hanya hobi saja.

“Wow… bagus sekali. Indah, menarik dan mengagumkan,” sapa saya memujinya.

“Masak sih. Biasa saja kok,” jawabnya tersipu.

“Tapi betul kok. Sangat bagus. Berapa lama membuatnya?”

“Agak sulit menjawabnya.  Bagi saya, ini semua tergantung hati dan perasaan. Ketika hati sedang jengkel atau tidak karuan, prosesnya jadi agak sulit dan lama.

Tetapi kalau hati tenang, lagi senang dan gembira, cepat rasanya. Tidak sulit.

Karya ini tidak hanya bernilai ekonomis, tetapi merupakan pengembangan minat hati. Ini yang kadang melelahkan. Sangat menguras tenaga, namun batin puas,” demikian ia berkisah.

“Bagaimana awalnya bisa demikian?”

“Sejak kecil saya suka menggambar. Apa saja yang menarik saya gambar. Awalnya sekedar  mengisi waktu. Akhirnya menjadi sebuah kebiasaan.

Untungnya mama senang membuat roti. Saya belajar dan menawarkan kepada teman-teman. Laku juga. Saya mencoba membuka PO.

Alhasil cukup berkembang. Saya pun belajar menyempurnakan rasa. Lalu ikut pelbagai kursus.

Sambil membuat roti bolu yang sederhana,  saya memulai mengkhususkan diri pada roti ulang tahun dengan segala macam hiasan dan animasi yang ada.

Saya ditantang berkreasi.

Puji Tuhan saya terberkati dan usaha ini berkembang. Tuhan memberi rezeki, walau dengan kerja keras.

Tidak gampang, memang. Melelahkan hati, menguras pikiran. Namun puas. Saya belajar dari pengalaman dengan menyempurnakan rasa; berkreasi tentang aksesori, animasi hiasan.  Adalah kebahagiaan, kelegaan bila mereka gembira akan hasil pesanan mereka,” terangnya menjelaskan.

“Saya lalu googling di internet dan mencoba merangkai sendiri. Tanpa sadar kemampuan saya berkembang. Akhirnya saya memutuskan untuk fokus pada roti ulang tahun dengan aksesori atau animasi; mulai dengan boneka yang mencerminkan wajah yang berulang tahun, aneka flora dan fauna.

Tidak persis, memang. Namun akhirnya saya menguasai karakter khusus dari roti yang dibuat. Sebuah kekayaan hati berkreasi.

Keunikan hasil kerja saya semakin diminati oleh banyak orang. Banyak tawaran untuk pindah ke kota yang lebih besar. Bahkan ke luar negeri.

Saya menyadari tujuan saya pertama-tama adalah membantu ekonomi keluargaku. Kerja sampingan ini merupakan pengembangan talenta. Ini anugerah seni yang Tuhan beri.

Bukan pertama-tama demi tambahnya materi. Tetapi kepuasan hati bahwa tangan terberkati ini membuat saya belajar bersyukur. Dan yang paling penting anak-anak dapat didampingi, ditemani.

Tanpa sadar saya dimampukan mencipta berbagai hiasan. Demi profesionalitas, kadang saya harus berani menolak pesanan.

Saya membatasi diri dengan bekerja sendiri. Saya tidak ingin mengecewakan.

Apa yang saya usahakan adalah kreasi hati.

Yesus berkata, “Seseorang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya.” ay 14-15.

Tuhan, ajari aku bersyukur dengan menggembangkan talentaku dan menggembirakan sesama. Amin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here