AWAL mulanya hanyalah seekor induk ayam yang “bersarang” di sebuah almari. Tidak jauh dari altar yang juga bentuknya ala kadarnya.
Pemandangan itu muncul di ruang virtual tanggal 26 Oktober 2020. Video menarik berkisah tentang ayam yang bertelur di bawah sebuah meja. Nama meja ini adalah kreden, tempat khusus untuk menyimpan alat-alat misa.
Altar “gereja” ini pun ada di sebuah rumah apa adanya yang difungsikan sebagai kapel. Sehari-hari menjadi rumah keluarga. Tetapi langsung bisa diubah fungsinya menjadi sebuah kapel darurat, manakala ada pastor dari “pusat kota” mampir ke Stasi Napu dari Mandam untuk merayakan ekaristi bersama Umat Katolik lokal di Napu ini.
Sangat jauh dari “pusat kota”
Mandam berlokasi juga sangat jauh dari “pusat kota” yakni Paroki Batulicin, Keuskupan Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Jarak Mandam-Batulicin sejauh 74 km.
Butuh kurang lebih dua jam perjalanan penuh tantangan dengan naik sepeda motor dari Batulicin menuju Mandam.
Lagi pula, hal sama juga terjadi saat menempuh perjalanan bermobil atau naik sepeda motor dari Banjarmasin -Ibukota Provinsi Kalsel- menuju Batulicin.
“Jika dihitung secara matematis, jarak dari Wisma Immaculata Keuskupan Banjarmasin ke Gereja St. Vincentius a Paulo Paroki Batulicin, Tanah Bumbu, ada sekitar 280 km. Jarak Batulicin ke Stasi Magalau sekitar 100-an km. Jadi jarak Banjarmasin ke Magalau melalui jalan darat nyaris totalnya sekitar 400 km,” kata Dionisius Agus Puguh yang punya adik seorang suster biarawati.
“Jarak tempuh dari Banjarmasin menuju Mandam dengan mobil setidaknya makan waktu selama sedikitnya lima jam perjalanan,” ungkap Romo Allparis Pr.
Anton Nugroho yang sudah puluhan tahun hidup di Banjarmasin malah memberi tambahan waktu perjalanan.
“Kalau jalan santai dengan mobil minivan menempuh jarak Batulicin ke Mandam bisa dua jam. Sementara, waktu tempuh berkendara dari Banjarmasin menuju Batulicin bisa enam jam perjalanan,” terang insinyur kehutanan alumnus UGM yang aktif di Komisi Komsos Keuskupan Banjarmasin ini.
Berkat video ayam bersarang di kapel
Adalah tayangan video yang dibuat secara kebetulan oleh Romo Budi Wihandono alias Romo Wihong Pr. Ketika terjadi pemandangan “drama” ada seekor induk ayam yang selalu “bersarang” mengerami telur-telurnya di kreden.
Tidak jauh dari altar “kapel” Stasi Napu yang wujudnya sungguh apa adanya.
Lokasi Napu itu sendiri biasanya dicapai dari Mandam. Sedangkan, kata “Mandam” itu sendiri adalah singkatan dari “Maria Manikam Damai”.
Ketika tayangan video ayam “bersarang” di dekat altar kapel ini muncul di jagad virtual, maka lalu mengalirlah donasi amal kasih dari sejumlah pembaca Sesawi.Net dan juga dari banyak orang lainnya. Berkat sosialisasi informasi valid dan benar yang digemakan oleh Gerakan Words2Share kepada jaringannya.
Semua terketuk hatinya agar pihak Paroki Batulicin bisa segera merealisasikan pembelian lokasi untuk proyek kapel Stasi Napu di Mandam yang lebih representatif dan layak sebagai “rumah Tuhan”.
Proses pembangunan kapel
Dan berikut ini laporan terkini yang dikirim oleh Romo Allparis Pr, Ketua Program Pengembangan Misi Meratus di mana bangunan calon kapel Stasi Napu di Mandam itu berada.
Kawasan ini perlu dikembangkan.
Tentu saja, pengembangannya bukan hanya soal pembangunan fisik berupa bangunan kapel Stasi Napu di Mandam. Lebih dari itu, program-program pengembangan sosial ekonomi juga perlu dilakukan.
Untuk hal itulah, Keuskupan Banjarmasin di Provinsi Kalsel masih terus membuka dompet donasi amal kasih untuk misi pengembangan wilayah pedalaman di kawasan Pegunungan Meratus, termasuk di Mandam.
Donasi bisa disalurkan melalui rekening resmi Keuskupan Banjarmasin:
- BCA 782-038-8890 a.n. PGPM Keuskupan Banjarmasin.
- BNI 330-573-2223 a.n. Lembaga Keuskupan Banjarmasin Misi Meratus.
- Bank Mandiri 031-005-432-1206 a.n PGPM Keuskupan Banjarmasin-Meratus.
- Subjek berita: Misi Meratus.
- Konfirmasi: 0812-1214-8336 (WA) hanya untuk pencatatan transaksi donasi dan menginformasikan donasi kepada Keuskupan Banjarmasin.
Gratia suplet.