Lectio Divina 17.09.2021 – Para Perempuan Melayani Yesus

0
297 views
Ilustrasi: Yesus menyusuri tiap jengkal kota dan desa hingga Yerusalem,by Vatican News.

Jumat, Pekan Biasa XXIV (H)

  • 1Tim. 6:2c-12
  • Mzm. 49:6-10.17-20
  • Luk. 8:1-3

Lectio

1 Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, 2 dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, 3 Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.

Meditatio-Exegese

Yesus berkeliling, memberitakan Injil Kerajaan Allah

Tugas perutusan Yesus adalah memberitakan Kabar Suka Cita, yang dirumuskan Lukas seturut nubuat Nabi Yesaya (Luk. 4:18-19; Yes. 61:1-2). Tugas pengutusan ini dilaksanakanNya dan kedua belas murid bersama dengan Yesus. Injil Markus menggunakan ungkapan “mengikuti Yesus” (bdk. Mrk. 1:18; 15:41).

Mengikuti-Nya menjadi syarat untuk menjadi murid, sahabat dekat-Nya. Mereka tinggal bersama-Nya sepanjang hari dan malam, mencoba melaksakan apa yang diteladankan-Nya dan ambil bagian dalam karya perutusan-Nya.

Perempuan-perempuan melayani rombongan dengan kekayaannya

Berbeda dengan para rabbi atau guru agama lainnya, Yesus mengizinkan kaum perempuan mengikuti dan melayani-Nya.

Catatan Santo Lukas “Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan” (Luk. 8: 1-2) menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan sederajad dalam jemaat. 

Mereka semua mengikuti-Nya berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil.

Santo Lukas menyebut beberapa perempuan, antara lain Maria Magdalena, Susana isteri Khuza, bendahara Herodes Antipas. Mereka berdua dan perempuan lain dari kalangan atas (Luk. 8: 3) “melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.”, et aliae multae, quae ministrabant eis de facultatibus suis.

Susana mengikuti Yesus karena ia menemukan Sang Kebenaran. Bisa diandaikan, setelah berjumpa dengan Yesus, Susana mendorong suaminya untuk bekerja dengan kejujuran di istana yang pernuh persekongkolan dan korupsi.

Maria dari Magdala mengikuti-Nya karena Ia melepaskannya dari kesulitan hidup, yakni: penguasaan tujuh setan. Semua kaum perempuan itu mengikuti Yesus dari Galilea hingga kematiann-Nya di Yerusalem (Luk. 8:2-3; 23:49).

Nama perempuan lain yang disebut dalam Injil Lukas adalah Marta dan Maria (Luk. 10:38), Maria ibu Yakobus (Luk. 24:10) dan Hana, nabi perempuan (Luk. 2:38).

Ia berusia sangat lanjut, delapan puluh empat tahun. Angka 84 menunjukkan umur yang sempurna, 7 x 12.

Tak seperti para rasul yang begitu bangga karena dipilih sebagai kelompok khusus beranggota 12 orang, para perempuan ini tidak pernah mencari kedudukan atau menuntut hak istimewa.

Bandingkan dengan permintaan dua anak Zebedeus yang meminta kedudukan di sebalah kanan dan kiri-Nya, bahkan, meminta melalui ibu mereka.

Yesus menyentuh jiwa mereka dan sentuhan kasih-Nya membekas begitu dalam. Mereka bersyukur dan melakukan apa pun untuk-Nya, bahkan melakukan hal yang sepele.

Mereka mempersembahkan seluruh kepunyaan mereka pada Yesus untuk digunakan-Nya apabila Ia menghendaki.

Injil Lukas sering disebut sebagai Injil untuk kaum perempuan. Santo Lukas menyajikan banyak kisah tentang relasi Yesus dengan kaum perempuan.

Yesus membiarkan diri-Nya disentuh oleh perempuan yang sakit pendarahan tanpa merasa jijik dan tercemar karena kenajisan (Luk. 7:39; 8:44-45.54).

Berbeda dengan para guru pada jaman itu, Yesus menerima kaum perempuan mengikuti-Nya dan menjadi murid-Nya juga (Luk. 8: 2-3; 10: 39). Ia membebaskan perempuan yang dirasuki setan dan memulihkan martabatnya (Luk. 13:13).

Ia juga sangat peka dan berbela rasa atas kesedihan janda yang ditinggal mati anaknya yang tunggal di Nain (Luk. 7: 13). Karya kaum perempuan yang menyiapkan makanan merupakan tanda kehadiran Kerajaan Allah (Luk. 13: 20-21). 

Janda yang berdoa dengan penuh ketekunan menuntut haknya dipandang sebagai model doa (Luk. 18:1-8).

Janda miskin yang mempersembahkan upahnya melambangkan kemurahan hati dan kesediaan untuk berbagi dengan sesama (Luk. 21: 1-4).

Pada zaman itu, ketika kesaksian kaum perempuan dianggap tidak sah, Yesus menerima kesaksian mereka saat Ia mati di kayu salib, penguburan-Nya (Luk. 22: 55-56; dan kebangkitan-Nya (Luk. 24:1-11. 22-24).

Kaum perempuan justru berperan saat kematian Yesus. “Ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh, di antaranya Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Salome.

Mereka semuanya telah mengikut Yesus dan melayani-Nya waktu Ia di Galilea. Dan ada juga di situ banyak perempuan lain yang telah datang ke Yerusalem bersama-sama dengan Yesus.” (Mrk. 15:41-42).

Santo Markus menuliskan peran penting mereka dengan ungkapan bermakna gerak: mengikuti, melayani dan datang ke Yerusalem bersama Yesus.

Katekese

Setiap orang memiliki sesuatu untuk disumbangkan. Santo Augustinus dari Hippo, 354-430:  

“Sebenarnya, kaum miskin pun memiliki sesuatu yang dapat dibagikan kepada sesama. Mari kita meminjamkan kaki untuk yang lumpuh; yang lain menjadi mata bagi yang buta; yang lain lagi mengunjungi orang sakit; dan yang lainnya lagi menguburkan orang mati.

Setiap orang bisa melaksanakan ini semua. Akhirnya, marilah kita menanggung bersama beban satu dengan yang lain, dan dengan cara ini kita memenuhi hukum Kristus.” (dikutip dari Sermon 41,9).

Oratio-Missio

Tuhan, nyalakanlah dalam hatiku hasrat untuk memberi dengan murah hati seluruh anugerah, talenta, dan seluruh sumber daya yang Engkau anugerahkan padaku, demi karya pewartaan Injil. Amin.        

  • Mengapa aku sukar merelakan diri digunakan Yesus untuk membantu-Nya?

Et Iohanna uxor Chuza procuratoris Herodis, et Susanna, et aliae multae, quae ministrabant eis de facultatibus suis – Lucam 8:3

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here