Caritas Keuskupan Weetebula: Tujuh Ton Beras untuk 695 KK di Sumba Timur

0
226 views
Caritas Keuskupan Weetebula: Tujuh Ton beras untuk 695 KK di Sumba Timur, NTT.

HAMPIR tujuh ton beras. Meski tepatnya seberat 6,95 ton berat. Ini program bantuan pangan yang dibesut oleh Caritas Keuskupan Weetebula. Dapat dukungan penuh dari Caritas Indonesia KWI.

Bantuan donasi bahan pangan ini terjadi awal September 2021. Diberikan untuk 695 Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di 22 Desa, 9 Kecamatan, Kabupaten Sumba Timur, NTT.

Aksi amal kasih ini merupakan tindak lanjut hasil pertemuan Wakil Deken Dekenat Sumba Timur Romo Yakobus Lodo Mema dengan Bupati Sumba Timur Drs. Kristofel Praing M.Si.

Diskusi mereka itu terjadi di kantor Kabupaten Sumba Timur, Selasa 31 Agustus 2021. Mereka berdua serius bicara tentang kegiatan Belarasa Caritas Tahap 2.

Kegiatan penyaluran bantuan ini dilakukan selama sepekan. Terjadi selama kurun waktu tanggal 4-11 September 2021.

Berlangsung di wilayah-wilayah yang terdampak bencana cuaca ekstrim Siklon Tropis Seroja beberapa waktu lalu.

Kerjasama apik antara Caritas Keuskupan Weetebula di Pulau Sumba, NTT, dan Caritas Indonesia – KWI.
Simbolisasi acara penyerahan bantuan dari Caritas Keuskupan Weetebula.

Pembagiannya

Setiap keluarga menerima satu paket bantuan berisi:

  • 10 kg beras.
  • 5 kg gula pasir.
  • 1 kg kopi.
  • 1 bungkus teh.
  • 9 bungkus garam.
  • 20 saset energen.
  • 2 liter minyak goreng.
  • 1 rak telur ayam.
6 September 2021 – Kegiatan pembagian sembako di Desa Kotak Kawau, Kec. Kahunga Eti dihadiri Camat Kahunga Eti dan Pastor Kapelan Paroki St. Hendrikus Melolo Romo Elfridus P. Bombo Pr. (Fr. Leon CSsR/Caritas Keuskupan Weetebula)

Respon penerima manfaat

“Terimakasih dan puji syukur kepada Tuhan, karena telah melimpahkan kasih-Nya melalui Caritas Indonesia sehingga dapat membantu kami di Desa Kotak Kawau. Harapan kami, kegiatan ini tidak hanya sebatas bantuan pangan. Tetapi juga dalam bidang kehidupan lainnya,” kata Konga Naha Awa, warga penerima manfaat dari Desa Kotak Kawau, Kecamatan Kahaunga Eti.

“Kami tidak bisa membalas bantuan. Kami berdoa semoga Tuhan senantiasa memberkati, menjaga serta melindungi pelayanan Caritas selanjutnya,” lanjutnya.

Pertemuan dengan masyarakat calon penerima manfaat bantuan dari Caritas Keuskupan Weetebula, Sumba, NTT.

Masyarakat Desa Lulundilu, Kecamatan Mahu, juga menyambut kehadiran Caritas Keuskupan Weetebula.

Camat Mahu, Marthen Kalukur Lijang SH, ikut hadir dalam kegiatan penyaluran bantuan yang berlangsung Selasa 7 September 2021 lalu. Ia berterima kasih kepada Caritas Weetebula atas bantuannya untuk masyarakat Desa Lulundilu.

“Semoga pertemuan ini menjadi awal untuk membangun kemitraan dalam kegiatan-kegiatan selanjutnya. Kami siap mendukung. Membantu menyiapkan data yang diperlukan. Kiranya bantuan Caritas ini bisa memberi harapan hidup bagi masyarakat kami. Bersama masyarakat Desa Lulundilu, kami dukung kegiatan Caritas,” kata Marthen.

Arah jarum jam: (1) Penyaluran bantuan di Desa Lulundilu, Kec. Mahu (7/9/2021) yang dihadiri Camat Mahu dan Pastor Pos Layanan Gereja St. Markus Kaju, Lulundilu; (2) Penyaluran bantuan untuk Desa Ananjaki, Desa Praimadita, Desa Nggongi di Pastoran Nggongi (11/9/2021) yang dihadiri wakil pemerintah desa, Pastor Paroki Gereja St. Maria Magdalena, Nggongi: Romo Ferdinandus Fahik Asa SVD; (3) Penyaluran bantuan Sembako untuk Desa Tandula Jangga, Kec. Karera (11/9/2021); (4) Penyaluran bantuan di Desa Maidang, Kec. Kambatamapangmbuhang (9/9/2021) yang dihadiri Sekdes Maidang dan Direktur Caritas Keuskupan Weetebula: Romo Agustinus Waluyo Abubakar CSsR. (Fr. Leon, CSsR/Caritas Keuskupan Weetebula)

Arti “caritas”

Direktur Caritas PSE Keuskupan Weetebula Romo Agustinus Waluyo Abubakar CSsR hadir dalam kegiatan penyaluran bantuan di Desa Maidang, Kecamatan Kambatamapangbuhang, Kamis 9 September 2021. Ia menjelaskan arti kata “caritas” yakni Cintakasih.

“Ajaran Gereja Deus Caritas Est berarti Allah adalah kasih,” kata Romo Agus.

“Caritas bergerak hanya atas dasar kasih Allah yang nyata dalam Yesus Kristus yang telah sudi turun ke dunia untuk manusia. Secara khusus pada kesempatan ini untuk manusia yang lapar,” lanjutnya.

“Kasih itu ditunjukkan oleh banyak orang di dunia. Berdasarkan video viral Bapak Fransiskus X. Geroda. Mereka yang sempat menonton video lalu merasa tergerak hatinya. Ingin membantu masyarakat Sumba Timur. Mereka melihat masyarakat Sumba Timur sebagai sesamanya, sehingga mereka mau menyisihkan apa yang ada pada mereka untuk sesama. Apa pun latar belakangnya,” kata Romo Agus.

“Caritas Indonesia memantau dan menyalurkan bantuannya melalui Keuskupan Weetebula. Semoga bantuan ini berguna bagi anak-anak penerima manfaat. Kita juga sangat berterimakasih kepada Caritas Indonesia yang telah berjuang memperhatikan sesamanya di Pulau Sumba,” tambahnya.

Penyerahan bantuan diberikan setelah dilakukan pencocokan data.

Kegiatan penyaluran bantuan pangan terakhir berlangsung di Kecamatan Karera dan Kecamatan Ngadu Ngala, 10-11 September 2021.

Selaku tuan rumah, Pastor Paroki Santa Maria Magdalena Nggongi, Romo Ferdinandus Fahik Asa SVD mengungkapkan, bencana akhir-akhir ini membuat kita tidak berdaya.

“Selama tahun ini, Nggongi dilanda bencana belalang, penyakit babi, badai Seroja, dan jambu mete yang gagal panen. Dalam ketakberdayaan terkait situasi ini, kita senang masih banyak orang bersedia menaruh belas kasih kepada kita,” tambahnya.

“Selama bencana tahun ini, ada program-program masuk melalui paroki. Ini membantu masyarakat wilayah Selatan Sumba Timur. Sikap kami adalah bersyukur kepada Tuhan yang telah menyalurkan berkat dan kasih-Nya lewat tangan-tangan kasih melalui Caritas Indonesia yang bergerak dalam bidang kemanusiaan dalam program-programnya,”ungkapnya.

Ia juga minta supaya Caritas Indonesia memperhatikan masyarakat di daerah-daerah terpencil.

  • Bantuan ini mendukung umat mengatasi situasi sulit yang dialami saat ini.
  • Bantuan ini juga memberi semangat kita supaya di tahun 2022 kita mampu mengoptimalkan kehidupan ekonomi kita.

“Ini menjadi sarana ekonomi masyarakat bisa ditingkatkan,” tambah Romo Ferdi.

“Bencana ini sangat memprihatinkan. Sebenarnya, tahun ini masyarakat  bisa memperoleh hasil panenan. Namun, bencana banjir dan lumpur telah menutup hasil panenan itu. Bantuan ini tanamkan semangat kita, kuatkan kebersamaan kita untuk bekerja serta menyalurkan berkat bagi sesama,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here