Mbah Jo

0
380 views
Ilustrasi - Hormat pada bendera Merah Putih. (Ist)

Renungan Harian
Selasa, 2 November 2021
Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman
 
Bacaan I: 2Mak. 12: 43-46
Bacaan II: 1Kor. 15: 20-24a. 25-28
Injil: Yoh. 6: 37-40
 
MBAH Jo, begitu beliau memperkenalkan dirinya. Saya tidak pernah tahu persis siapa nama beliau sesungguh.

Mbah Jo usianya sudah 90 tahun, meski sudah sepuh beliau masih kelihatan sehat dan kuat. Suara beliau masih lantang, apalagi kalau mulai bercerita tentang pengalaman perjuangan masa lalu.
 
Mbah Jo adalah seorang veteran perang kemerdekaan. Saat remaja, beliau tergabung dalam tentara pelajar yang ikut berjuang merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan.

Beliau selalu berapi-api saat bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan.

Beliau masih ingat persis daerah-daerah tempat dimana beliau bertempur, tempat-tempat persembunyian serta tempat-tempat yang memberi kenangan indah bagi beliau.
 
Suatu kali saya bertanya kepada beliau berkaitan apa yang mendorong beliau ikut berjuang.

Beliau mengatakan bahwa pada saat itu semua orang muda akan tergerak untuk ikut berjuang. Justru aneh kalau ada orang muda tidak tergerak untuk ikut berjuang.

Saat itu orang-orang muda dengan mudah diajak dan dengan mudah pula orang tua mereka mengizinkan. Ikut berjuang adalah kebanggaan pada masa itu.

Saat saya bertanya apakah beliau tidak takut mati dalam berjuang, beliau terkekeh menjawab:

“Nak, hidup mati manusia itu di tangan Allah. Kalau Allah menghendaki kita mati, orang lagi duduk enak-enak bisa mati. Tetapi kalau Allah belum menghendaki meski berjuang di garis depan ya belum mati. Banyak teman-teman mbah yang tertembak, kehilangan kaki, kehilangan tangan tetapi mereka tetap sehat sampai umur tua.
 
Nak, jangan pernah takut mati. Hidup kita di dunia ini hanya sementara, jadi kita harus memberi nilai dan arti bagi hidup ini. Jadi kalau pun kita harus mati hendaknya kematian kita punya arti.

Maksudnya kematian kita menghantar ke kehidupan yang selanjutnya yang abadi. Jangan memikirkan kehidupan yang sekarang tetapi pikirkan kehidupan setelah dunia ini.

Itulah mengapa Mbah Jo tidak pernah takut mati, karena berjuang untuk kemerdekaan memberi nilai dan arti bagi hidup Mbah Jo, dan kalaupun mati, kematian Mbah Jo mempunyai arti.

Nak, hidup di dunia ini menggendong harapan akan kehidupan yang kekal.”
 
Sebuah pemahaman akan kehidupan sesudah kematian yang luar biasa. Pemahaman yang dihayati dalam kehidupannya.

Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Kitab Makabe:

“Jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati. Lagi pula Yudas ingat bahwa tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan saleh.”
 
Bagaimana dengan aku?

Adakah aku selalu berpegang pada harapan akan kehidupan sesudah kematian?
 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here