In Memoriam Romo Vossen Waskita SJ: Getol Memotivasi Mudika Semasa Jadi Pastor Paroki Kidul Loji Yogyakarta

2
837 views
Ilustrasi: Almarhum Romo J. Vossen Waskita SJ memberkati pernikahan kami -Suryono dan Endang- di Gereja St. Fransiskus Xaverius Paroki Kidul Loji Yogyakarta tahun 1989. (Dok. Laurensius Suryono)

KETIKA matahari telah terbenam hari Sabtu, 6 November 2021, sejenak aku bertelut kembali di bangku Kapel Sengkaling di Malang. Kulakuka ini, walaupun aku baru saja selesai mengikuti Perayaan Ekaristi.

Hal itu terjadi setelah beberapa saat membaca pada Sesawi.Net bahwa Romo Vossen Waskita SJ baru saja meninggal dunia di Negeri Belanda. Setelah 10 tahun lamanya hidup menderita karena mengalami sakit.

Almarhum Romo Vossen Waskita menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya menjadi imam misionaris Jesuit di Tanah Jawa yang kemudian malah menjadi “tanahairnya” kedua.

Tidak panjang doa yang aku panjatkan kepada Allah yang Maharahim untuk kebahagiaan kekal di surga bagi Romo Johanes Waskita SJ, begitu aku mengenalnya.

RIP Romo Jan Vossen Waskita SJ (Dok. SJ Belanda)

Memberkati pernikahan kami

Beliau aku kenal sebagai seorang imam yang memberkati pernikahan kami tanggal 29 Juli 1989 di Gereja Santo Franciscus Xaverius Yogyakarta atau lebih dikenal Paroki Kidul Loji Yogyakarta.

Perawakannya tinggi; tidak kurus dan juga tidak gemuk dengan rigma  (rambut) yang sedikit memutih. Beliau selalu menyuguhkan senyum persaudaraan yang menyenangkan bagi siapa pun yang berjumpa. 

Beberapa tamu pada waktu itu selalu memujinya sebagai pastor yang sangat tampan.

Aku juga mengenal seorang ibu yang pada masa mudanya pernah terlibat aktif dalam wadah mudika Paroki Kidul Loji Yogyakarta. Ia tidak lain juga ibu dari kedua anak kami.

Dan berikut ini kisah kenangan kami akan sosoknya.

Romo Waskita SJ sangat perhatian kepada mudika.

Beliau selalu memfasilitasi prasarana dan sarana yang dibutuhkan oleh mudika untuk mewujudkan program atau rencana kerja mudika.

Beliau tidak merasa terganggu dengan kehadiran mudika paroki di area sekitar pastoran. Bahkan beberapa kali mengajak para mudika menikmati sajian yang seharusnya untuk para pastor paroki.

Pada waktu itu, sekitar tahun 1980-an ada buletin paroki yang terbit setiap bulan. Dan saya dilibatkan oleh beliau untuk mengisi buletin itu sebagai reporter, yakni menyampaikan kegiatan mudika paroki yang baru berlangsung untuk kemudian dikemas sebagai reportase mudika paroki.

Romo Waskito SJ sering mengajak mudika untuk ikut hadir pada Misa Lingkungan. Para mudika membantu menyiapkan peralatan misa di lingkungan tersebut.

Menjelang Hari Natal atau Pekan Suci Paskah, mudika dilibatkan langsung dalam kepanitiaan, hingga seolah gereja paroki selalu menjadi bak  rumah kedua bagi para mudika.

Almarhum Romo Vossen Waskita SJ bersama rekan imam lainnya di Negeri Belanda. (Dok. SJ Belanda)

Dibantu kuliah, jadi reporter Majalah Utusan

Ketika aku kuliah di STKAT Pradnya Widya Yogyakarta -sekarang IPPAK Universitas Sanata Dharma- aku pernah diutus Romo Waskita SJ menulis artikel tentang Maria. Untuk dimuat dalam Majalah Utusan di mana beliau sendiri sebagai Pemimpin Redaksi majalah kerasulan doa ini.

Aku diberinya amplop berisi sejumlah uang yang dapat membantu keuangan perkuliahanku.

Di kemudian hari aku sadar bahwa pemberian itu bukan sekedar memberi uang karena aku telah dapat menulis.

Melainkan bentuk kepedulian beliau dengan cara beliau sendiri untuk  membantu ekonomi orangtuaku, mengingat keluargaku pada waktu itu sungguh bekerja keras seperti Janda di Sarfat, walaupun sejatinya kami keluarga utuh ada bapak-ibu dan anak.

Masih ketika kuliah di STKAT, Romo Waskita SJ mengizinkan aku berpraktik memimpin doa lingkungan dan pendalaman iman di lingkungan-lingkungan Paroki Santo Fransiscus Xaverius.

Aku  juga dipercaya atau diberi kesempatan untuk mempersiapkan katekumenat, mempersiapkan calon penerima Komuni Pertama dan membantu mempersiapkan calon penerima Sakramen Krisma untuk kelompok muda.

Pernah suatu kali, beliau menugaskan aku untuk mendampingi acara Latihan Dasar Kepemimpinan untuk mudika di Salam, sebuah kota kecil di utara Yogyakarta.

Selain mendukung kegiatan, beliau juga mengenal kami masing-masing secara dalam. Beliau dengan sabar mendengarkan keluhan kesulitan kami. Tidak sedikit uang pribadi beliau dikeluarkan untuk mudika.  

Sungguh kesan kami amat mendalam, sebagai romo pembimbing rohani bagi kami yang berangkat dari nol dalam upaya mengenal Yesus Kristus.

Kesan orang tentang Romo Waskita SJ

Seorang mantan mudika Paroki Kidul Loji yang lain yang sekarang juga tinggal di Malang menyampaikan pesan dalam bahasa Jawa demikian ini.

“Romo Waskita ‘nesu’ nek mudika ora ono kegiatan. Ketua mudika ditimbali Romo Waskita neng pasturan. Diceramahi ngalor-ngidul kon nggawe kegiatan. Diutus nge-blok parkiran, duit parkir dienggo kegiatan mudika”.

“Menurutku, zaman Romo Waskita dadi Romo Kidul Loji, kegiatan mudika paling ramai.”

Sugeng tindak dumateng suargi Romo.”

Berjumpa di Malang

Mendengar bahwa beliau ditugaskan di Seminari Tinggi Interdiosesan Giovanni XXIII Malang sebagai pembimbing rohani para frater dari berbagai keuskupan, maka kami berdua lalu datang mengunjunginya dan diterima dengan baik di ruang tamu depan kamar beliau.

Perawakannya sudah berubah menjadi lebih gemuk dan rigma sudah semakin banyak yang memutih.

Setelah berdialog ngalor-ngidul baik tentang keluarga kami atau mengenai aktifitas beliau di Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII, maka kami diberi buku tentang St. Ignatius karangan beliau sendiri.

Beberapa bulan kemudian kami berjumpa beliau lagi di belakang sakristi Gereja Katedral Malang. Waktu itu, beliau baru saja mempersembahkan Perayaan Ekaristi di Gereja Katedral Malang dan kebetulan sekali atau  secara tidak sengaja kami mengikuti misa pada jadwal itu.

Romo Johanes Waskita SJ selamat jalan dan berbahagia menikmati perjamuan kudus di surga, kelak jadilah pendoa bagi kami semua.

2 COMMENTS

  1. Tahun 1989 saya masih mengalami bersama beliau saat sekolah di SPG Pangudi Luhur….beliau sangat luar biasa peduli terhadap orang2 yg berkekurangan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here