Jaga Tangga

0
261 views
Ilustrasi: Masker anti covid-19. (Ist)

Puncta 27.11.21
Sabtu Biasa XXXIV
Lukas 21: 34-36

SAYA heran dan bingung, karena di mana-mana ada tulisan “Jogo Tonggo”.

Ternyata itu adalah program yang diluncurkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk saling menjaga tetangga dari serangan virus Covid-19.

Saya kagum dengan isi programnya, tetapi saya mengkritik cara menulis yang salah.

Banyak terjadi salah kaprah dalam menulis kalimat Jawa. Ini karena orang Jawa “wis ilang Jawane.” Orang Jawa sudah kehilangan jatidirinya.

Coba bandingkan kalimat ini; “Budi lara mata dan matane Budi loro.”

Lara itu artinya sakit. Loro itu artinya dua. Tidak ada artinya kalau ditulis “Budi loro moto.

Tulisan yang benar dari “Jogo Tonggo” adalah Jaga Tangga. Orang tidak sadar kalau keliru menulisnya.

Jaga Tangga berarti menjaga tetangga dari penyebaran virus corona. Dengan program ini kita diajak saling bahu membahu, bergotong royong dalam lingkup yang kecil (RW) untuk menghadapi pandemi.

Warga diajak berperan aktif ikut bersama-sama menjaga anggotanya.

Ada banyak aspek dijaga bersama yakni aspek kesehatan, sosial dan keamanan, ekonomi dan hiburan.

Selain itu warga juga diajak untuk selalu berdoa (aspek rohani) agar terhindar dari wabah ini. Warga saling mendoakan yang sakit, karantina mandiri dan yang meninggal.

Berjaga-jaga di antara warga dan tekun berdoa di dalam keluarga.

Yesus mengingatkan kepada murid-murid-Nya dalam menghadapi hari Tuhan, agar mereka berjaga dan berdoa.

“Berjaga-jagalah senantiasa, sambil berdoa, agar kalian mendapat kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan agar kalian tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”

Virus corona ini tidak terlihat. Kita tidak tahu bagaimana ia datang menyerang. Tiba-tiba saja orang yang kelihatan sehat ternyata bisa terkena.

Ada orang tanpa gejala yang terpapar Covid-19.

Jangan sampai kita kendor dan terlena. Merasa diri sehat dan aman-aman saja, kemudian mengabaikan prokes. Kita tetap harus waspada dan hati-hati.

Hari Tuhan pun tidak dapat kita ketahui, kapan dan bagaimana akan datang. Yesus berpesan agar jangan sampai kita terlena oleh kemabukan dan pesta pora.

“Jagalah dirimu, jangan sampai hatimu sarat dengan pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi, dan jangan sampai hari Tuhan tiba-tiba datang jatuh ke atas dirimu seperti jerat.”

Tekun berjaga dan berdoa itulah yang mesti kita kerjakan selalu. Kerja keras tidak akan mengingkari hasil.

Kalau kita selalu siap siaga dan berjaga serta berdoa, hidup kita akan aman sentosa.

Mari kita selalu berjaga.

Berjagalah dan selalu berdoa.
Siapa tahu ada yang beri sepeda.
Hari Tuhan datang tiba-tiba,
Tak pernah berkabar sebelumnya.

Cawas, sudah siapkah anda?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here