Renungan Harian
Sabtu, 4 Desember 2021
Bacaan I: Yes. 30: 19-21. 23-26
Injil: Mat. 9: 35-10: 1. 6-8
SUATU hari, saya bersama beberapa teman membagikan nasi bungkus untuk para pemulung dan para pengemis.
Kami berkeliling, bila menemukan mereka, lalu kami membagikan nasi bungkus yang kami bawa. Setelah beberapa saat nasi bungkus tinggal satu bungkus lagi, maka kami memutuskan untuk pulang dansatu bungkus sisa akan kami berikan ke orang yang kami temui dalam perjalanan pulang.
Dalam perjalanan pulang kami melihat seorang anak perempuan kecil yang sedang mengamen, maka kami berhenti dan memberikan nasi bungkus.
Anak itu mengucapkan terimakasih dan sesaat kemudian dia memanggil dua temannya yang lain.
Kami terkejut karena sudah tidak ada lagi. Maka kami memberi tahu anak perempuan itu bahwa kami sudah tidak punya lagi tinggal satu bungkus yang kami berikan kepadanya.
Anak perempuan kecil itu menjawab: “Gak apa-apa Om, ini kami makan bertiga.”
“Tapi itu sedikit gak cukup untuk bertiga,” salah seorang teman kami berkata.
“Cukup Om, gak apa-apa, teman saya kasihan mereka belum makan,” jawab anak perempuan kecil itu.
Jawaban anak kecil itu mengejutkan kami, membuat kami saling berpandangan. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli tiga bungkus nasi lagi, agar ketiga anak pengamen itu dapat makan dengan kenyang.
Satu orang teman kami membeli nasi bungkus sedangkan saya dan satu orang lagi menunggu di situ. Tidak berapa lama teman kami datang membawa tiga bungkus nasi dan kami serahkan ke anak perempuan kecil itu.
Anak itu mengucapkan terimakasih dan kemudian pergi memberikan tiga buah nasi bungkus itu ketiga orang anak pemulung yang kebetulan beristirahat dengan orang tuanya di situ.
Saya terkejut dengan sikap anak perempuan kecil itu.
“Kenapa kamu berikan ke orang lain? Kamu kan masih lapar?” tanya saya.
“Gak apa-apa Om, saya sudah cukup, teman itu kasihan mereka belum makan,” jawabnya.
Wow luar biasa. Anak perempuan kecil itu meski tidak punya tetapi mau berbagi.
Menurut saya, sikap dasar anak perempuan kecil itu penuh belas kasih sehingga dia mudah untuk berbagi meski dari kekurangannya.
Sikap belas kasihnya mendorong untuk bertindak dan berbagi.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Matius, Yesus mengajarkan dan memberi teladan tindakan kasih yang bersumber pada gerakan hati yang mudah tergerak oleh belas kasih.
“Melihat orang banyak yang mengikuti-Nya, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan.”