[media-credit name=”Google” align=”aligncenter” width=”300″][/media-credit]DALAM Spiritualitas Ignatian, memohon rahmat setiap kali kita memulai doa adalah sesuatu yang sangat penting. Permohonan rahmat ini hendaknya diungkapkan secara spesifik, dan ini akan sangat membantu kualitas dan relasi kita dengan Tuhan sendiri. Ungkapkanlah rahmat yang memang benar-benar sedang kita cari dan rindukan dalam hidup nyata.
Persiapkan Bahan Doa dengan Baik
Persiapkanlah bahan doa anda sebelum anda mulai berdoa. Bahan doa ini antara lain: bacaan kitab suci yang akan direnungkan, termasuk poin-poin pentingnya seturut situasi kongkrit anda. Persiapan ini penting agar doa kita sungguh memang berangkat dari situasi real hidup kita dan bukan soal yang muluk-muluk. Ini akan memudahkan kita bekerja sama dengan rahmat Tuhan sendiri. Persiapan doa yang baik sama halnya dengan membawa diri kita secara jujur dan terbuka di hadapan Allah.
Berdoa Bukan Hanya Olah Budi, tapi juga Sepenuh Hati
Apakah yang menjadi keprihatinan mendalam dalam diri anda? Apa yang menggerakkan dan mempengaruhi hidup anda saat ini? Apakah sumber kegembiraan, dan harapan terdalam anda? Apakah ketakutan, kekuatiran anda saat ini? Semua pengalaman itu perlu kita bawa ke hadapan Tuhan, dan bila kita melakukan hal ini, maka kita perlahan akan berdoa dengan seluruh hati kita. Dengan demikiann doa kita semakin menjadi sebuah relasi penuh cinta yang jujur dan terbuka di hadapan Allah.
Kualitas bukan Kuantitas
Kita sebaiknya tidak terlalu banyak membawa bahan atau poin doa dalam doa kita. Persiapkanlah doa anda sesuai dengan waktu doa yang tersedia. Terlalu banyak poin doa hanya cenderung membuat doa kita seperti mengejar “target”. Sebaliknya, bila dalam satu atau doa ayat dalam kitab suci, atau dalam sebuah pertanyaan reflektif kita merasa tersentuh secara mendalam, maka sangatlah baik untuk fokus, tinggal dan mencecap-cecap disitu. Bila kita sunggu merasakan sentuhan kehadiran Tuhan sendiri entah dalam rahmat konsolasi (kegembiraan atas rahmat Tuhan) atau Desolasi (perasaan menyesal atas dosa-dosa kita) maka sebaiknya kita perlu berserah dan percaya bahwa itu adalah saat dimana Allah sendiri mau bertemu dan berbicara dengan kita.
Repetisi itu Penting
Mengulangi doa kita lebih dianjurkan daripada kecenderungan untuk berpindah ke dalam bahan doa lain. Prinsip dalam spiritualitas Ignatian dalam hal ini adalah “not many but much”. Bukan banyaknya point atau pemahaman spiritual, tetapi kedalaman pengalaman tersebut dalam hidup doa kita. Dalam banyak hal, sangatlah baik untuk mengulang doa dimana kita mendapat rahmat rohani yang mendalam ketimbang merenungkan point baru dalam doa-doa kita.
Augustinus Widyaputranto, pelaku spiritualitas Ignatian, mahasiswa program S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.