UANG dimana-mana selalu menjadi isu seksi alias sangat sensitif. Itu karena menyangkut trust dan tata pengelolaan yang juga menuntut aspek loyalitas, integritas, dan ketertiban. Pendek kata, trust dan good management menjadi satu dalam urusan keuangan.
Berkaitan dengan berita munculnya produksi kaos bertitel Soegija yang sekarang lagi gencar-gencarnya dilansir di beberapa milis katolik, Redaksi Sesawi.Net mendapat beberapa konfirmasi dari beberapa pihak guna kepentingan mengklarifikasi persoalan fund raising di balik penjualan kaos bertitel Soegija ini.
Keterangan dua pihak
Pihak pertama adalah Studio Audio Visual Puskat Yogyakarta yang dalam hal ini diwakili oleh sang co-produser film Soegija yakni Romo Murti Hadi Wijayanto SJ dan staf bagian promosinya FX Tri Mulyono. Keduanya tegas mengatakan tidak pernah memroduksi kaos bertitel Soegija untuk kemudian dijual kepada khalayak ramai –terutama umat katolik– dalam rangka kegiatan promosi film baru berjudul sama: Soegija.
Produksi kaos, kata Romo Murti Hadi SJ, memang pernah dilakukan bersama-sama dengan Unika Soegijapranata Semarang dalam konteks kegiatan promosi. “Kami memroduksi kaos itu dengan Unika Soegijapranata Semarang, karena lembaga pendidikan tinggi katolik di Semarang ini memang merupakan mitra kerja kami,” kata Romo Murti Hadi SJ kepada Sesawi.Net.
Wiwiek D. Santoso, anggota tim promosi film Soegija, menambahi informasi bahwa produksi kaos itu dilakukan hanya untuk kepentingan internal panitia promosi. “Tidak dalam rangka jualan,” tutur penggiat aktif Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan (KBKK) Indonesia ini dari Amerika Serikat kepada Sesawi.Net.
Manfaatkan momentum
Dari pihak lain, produsen kaos bertitel Soegija yang diproduksi dengan alamat dan rekening seseorang di Yogyakarta ini juga memberi klarifikasinya kepada Sesawi.Net. Menurut Widya, projek jualan kaos bertitel Soegija ini dilakukan tanpa memikirkan efek negatif atau interpretasi berbeda yang tidak diharapkan namun sangat bisa jadi muncul di kalangan umat katolik.
Intinya, pihaknya memang telah membeli semacam “lisensi” hasil desain kaos buatan Ikatan Alumni Arsitektur Unika Soegijapranata untuk kemudian diproduksi sendiri di Yogyakarta. Tujuannya untuk melakukan fund raising bagi kelompok nirlaba Anak-anak Terang yang sering memberi donasi dan beasiswa kepada mereka yang kurang mampu.
“Jadi, kami tidak punya maksud apa-apa, selain hanya memanfaatkan momentum lagi hangat-hangatnya publikasi film Soegija untuk keperluan sosial,” jelas Widya kepada Sesawi.Net. (Bersambung)
Photo credit: FB Romo Murti Hadi Wijayanto dan Puskat Yogyakarta
Artikel terkait: