Apa yang Harus Kami Perbuat?

0
513 views
Yohanes Pembaptis (Ist)

Puncta 12.12.21
Minggu Advent III
Lukas 3: 10-18

NATAL hampir tiba. Salah satu lagu Natal yang cukup familier adalah Little Drummer Boy.

Lirik lagu itu menggambarkan seorang anak kecil yang tidak punya apa-apa untuk dipersembahkan kepada raja yang baru lahir.

Come they told me, pa rum pum pum pum. A new born king to see
Our finest gifts we bring to lay before the king

So to honor him. When we come.
Little baby. I am a poor boy too. I have no gift to bring. That’s fit to give our king.
Shall I play for you

Mary nodded. The ox and lamb kept time. I played my drum for him.
I played my best for him. Then he smiled at me. Me and my drum.

Banyak hadiah bagus-bagus diletakkan di depan bayi Yesus. Namun anak penabuh drum itu tidak ada sesuatu pun yang bisa dipersembahkan.

Tetapi dengan hati tulus dia memainkan drumnya untuk menghibur bayi dan Maria, ibu-Nya. Dan bayi Yesus tersenyum, senang mendengarkan permainannya.

Anak kecil pemain drum itu tidak ada namanya. Nama siapa pun bisa dimasukkan. Bisa saya, bisa anda, bisa siapa pun juga.

Apa yang bisa kita perbuat untuk menyambut kedatangan-Nya?

Pertanyaan itulah yang diajukan banyak orang kepada Yohanes Pembaptis. Yohanes mengajak kepada mereka untuk berbagi.

“Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah dia berbuat demikian juga.”

Kepada para pemungut cukai, Yohanes berkata, “Jangan menagih lebih banyak dari yang telah ditentukan.”

Kepada prajurit, Yohanes berkata, “Jangan memeras, jangan merampas, cukupkanlah dirimu dengan gajimu.”

Anak kecil yang hanya bisa memainkan drum itu menghibur Yesus dengan apa yang bisa dia lakukan.

Memberi atau berbagi itu tidak harus dengan barang-barang mewah.

Kemampuan, talenta, ketrampilan, ide gagasan, memberi solusi dan bahkan hanya hadir saja sudah merupakan pemberian diri yang berharga.

Hadir menemani mereka yang putus asa, sakit dan berbeban berat. Hadir mendengarkan keluh kesah mereka yang kehilangan masa depan itu juga sebuah pemberian diri.

Hal kecil seperti itu juga harus dihargai.

Pertanyaan orang banyak, “Apakah yang harus kami perbuat?” adalah pertanyaan kita semua dalam menyambut kedatangan Mesias.

Apakah kita sudah berbuat sesuatu, untuk bersiap-siap menyambut kedatangan-Nya?

Di sebuah lingkungan, di masa advent ini, anak-anak kecil mengumpulkan barang-barang bekas dari keluarga-keluarga.

Lalu barang-barang itu mereka jual untuk membeli beras. Beras yang terkumpul kemudian dibagi-bagikan kepada mereka yang kekurangan.

Dari bekas menjadi beras. Dari beras menjadi berkat yang bernas.

Ajakan berbagi dan bertobat dari Yohanes Pembaptis bisa kita wujudkan dengan aneka cara yang sesuai dengan lingkungan kita.

Bengawan Solo ada di Surakarta.
Sungai Barito di Kalimantan sana.
Gunung Semeru memanggil kita,
Untuk berbagi kepada yang menderita.

Cawas, mari berbagi…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here