NATAL sebentar lagi tiba dan pesan Natal KWI-PGI dengan tema besar tahun 2021 juga sudah dirils.
Uskup Keuskupan Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus juga merilis mengeluarkan Surat Gembala Natal 2021 tanggal 17 Desember 2021.
Di awal Surat Gembala Natalnya, Uskup Agustinus menulis tema besar tahun 2021 yakni “Cinta Kasih Kristus yang Menggerakan Persaudaraan.” (bdk, 1 Ptr. 1:22)
Bagi Uskup Mgr. Agus, Perayaan Natal tahun 2021 ini tetap berlangsung dalam suasana pandemi Covid-19.
Uskup Agustinus berterimakasih dan bersyukur bahwa berkat kerja keras pemerintah dengan berbagai pihak dalam semangat persaudaraan sebagai anak bangsa, maka bisa terciptalah keadaan yang sekarang ini.
Mengutip istilah yang dipakai oleh Presiden Jokowi kondisnya sudah “mendekati normal”.
“Namun demikian, kita tetap tak boleh lengah dan mengendorkan protokol kesehatan, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker.
Bagi yang belum divaksin segeralah mendatangi tempat vaksinasi untuk memperolehnya,” kata Uskup Agustinus.
Sebagai Gembala Umat Katolik Keuskupan Agung Pontianak, Uskup Agustinus juga ikut prihatin akan penderitaan ribuan anggota masyarakat -khususnya di wilayah Kabupaten Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu- yang mereka alami karena bencana banjir.
“Terima kasih atas kepedulian dan bantuan banyak pihak yang sebagian besar juga disalurkan lewat Keuskupan Agung Pontianak untuk mereka,” kata Uskup Agustinus.
Cinta Kristus menggerakkan
Dalam Surat Gembalanya, Uskup Agustinus mengajak bahwa keadaan tersebut tentu tidak menyurutkan keinginan masyarakat dan umat kristiani mengungkapkan kegembiraan menyambut Hari Raya Natal.
Inilah waktu di mana kita merayakan lahirnya Sang Juru Selamat Manusia – bukti nyata bahwa Tuhan mencintai umat manusia tanpa batas.
“Tanpa memperhitungkan dosa-dosa kita, Tuhan mengirim PuteraNya Yesus Kristus ke dunia agar manusia selamat,” tambah Uskup Agustinus.
Uskup Agustinus mengutiptema pesan Natal Bersama PGI-KWI bahwa Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan.“ (bdk, 1 Ptr. 1:22).
Uskup Agustinus juga menegaskan bahwa hal tersebut harusnya menyadarkan umat akan pentingnya hidup sebagai satu saudara satu sama lain.
Tanpa memandang perbedaan karena beda suku, bahasa, budaya, golongan, status sosial-ekonomi, pangkat-jabatan maupun karena agama atau kepercayaan.
“Tema tersebut mengingatkan kita bahwa betapa sulitnya menciptakan keadilan dan perdamaian tanpa meyakini bahwa kita ini bersaudara satu sama lain.
Dalam iman kita percaya bahwa kita semua diciptakan oleh Allah Bapa Yang Mahakuasa menurut citra Nya-(Kej.1: 27). Kita semua keturunan Adam,” tegas Uskup Agustinus.
Sejalan dengan itu, Uskup Agustinus menggarisbawahi bahwa meskipun Adam dan Hawa telah jatuh ke dalam dosa, “Namun karena kasih Allah akan dunia ini, sehingga la telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh. 3,16).
Sebagai penutup, Uskup Agustinus mengajak untuk merajut hubungan persaudaraan dengan sesame kita harus rela berkurban.
Sama seperti Yesus rela menyerahkan nyawanya, tubuh dan darah-Nya demi keselamatan umat manusia.
Dengan harapan agar hubungan persaudaraan dengan sesama bisa menjadi kenyataan, “Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa hamba dan menjadi sama dengan manusia.” (Fil. 1, 4-7).
Uskup Agustinus menekankan kata kunci dari semua itu. Yakni, untuk menjalin persaudaraan dengan orang lain adalah “dengan berani berkurban dan rendah hati”.
Sikap dan perilaku
Dalam menyambut Natal 2021, Uskup Agustinus mengingatkan perayaan tahun ini hendaknya dijadikan kesempatan bagi setiap orang untuk menjauhi sikap dan perilaku yang merusak tali persaudaraan.
Uskup Agustinus mengimbau untuk menghindarilah kata-kata, yang bisa menimbulkan rasa benci, dan fitnah.
Jangan pemah menyebarkan berita yang tidak benar atau masih diragukan kebenarannya.
“Jauhilah perilaku yang bisa merusak hubungan persaudaraan antar sesama,” terangnya.
Sebaliknya Uskup Agustinus mengajak untuk kedepankan sikap serta tutur kata yang membawa kesejukan, kedamaian, belarasa, serta sikap-sikap yang penuh kasih terhadap sesama.
Seperti Yesus yang datang ke dunia untuk membawa damai, maka sebagai murid-murid dan pengikut-pengikutNya kita pun dipanggil untuk membawa damai kepada sesame.
Dengan demikian, hubungan persaudaraan yang menjadi cita-cita setiap orang bisa menjadi kenyataan.
“Kita dipanggil untuk menjadi agen-agen perdamaian yang mengedepankan sikap saling menolong, peduli terhadap saudara-saudara kita yang menderita dan membutuhkan, serta berperilaku rendah hati dan memiliki semangat berani berkorban bagi sesama,” tutur Uskup Agustinus.
Menutup suratnya, Uskup Agustinus mengajak seluruh umat Katolik merayakan Natal -Hari Lahirnya Sang Penyelamat dan Raja Damai- dengan penuh sukacita.
Dalam rangka merayakan Natal yang sehat dan aman, Uskup Agustinus juga mengimbau untuk para Pastor Paroki dalam kesatuan dengan seluruh Dewan Pastoral Paroki serta panitia agar, baik perayaan yang bersifat ritual maupun yang bersifat seremonial (perayaan dil uar misa/ibadat) selalu berkoordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19 setempat.
“Selamat Natal 2021 dan Tahun Baru 2022,” tutup Uskup Agustinus.