Puncta 24.12.21
Jumat Pekan Khusus Advent
Lukas 1: 67-79
ADA kepercayaan di kalangan masyarakat Jawa bahwa Prabu Jayabaya dari Kediri pernah meramalkan masa depan yang akan terjadi di Nusantara ini.
Salah satu jangka atau ramalan itu berbunyi demikian:
“Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran — Tanah Jawa kalungan wesi — Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang — Kali ilang kedhunge — Pasar ilang kumandhange — Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak — Bumi saya suwe saya mengkeret – Sekilan bumi dipajeki — Jaran doyan mangan sambel — Wong wadon nganggo pakeyan lanang.”
Kira-kira terjemahan bebasnya demikian:
Kelak kalau sudah ada kereta berjalan tanpa kuda – Tanah Jawa berkalung besi – Prahu berjalan di atas angkasa – Sungai kehilangan mata airnya – Pasar hilang keramaiannya – itu tanda bahwa zaman Jayabaya sudah dekat – Bumi makin lama makin menyempit – sejengkal tanah dikenai pajak – kuda suka makan sambel – perempuan memakai pakaian laki-laki.”
Orang menafsirkan dan menghubungkan dengan apa yang terjadi sekarang ini.
Kereta berjalan tanpa kuda itu adalah mobil. Tanah Jawa kalungan wesi itu ditafsirkan Tanah Jawa yang dilewati rel kereta api dari Anyer sampai Banyuwangi.
Perahu berjalan di angkasa itu adalah pesawat terbang. Sumber air sudah hilang dari sungai, karena diambil jadi air mineral.
Pasar hilang keramaiannya karena diganti dengan swalayan, mal dan mart-mart.
Begitulah seterusnya. Jayabaya sudah meramalkan apa yang akan terjadi di masa depan.
Setelah bebas dari sakit bisu, Zakaria yang penuh dengan Roh Kudus bernubuat dan memuji Allah. Ia bersyukur karena Allah setia pada janji-Nya dari sediakala sampai kekal.
Allah selalu mengingat perjanjian-Nya kepada nenek moyang, bahwa Ia akan membebaskan kita dari tangan musuh.
Zakaria juga meramalkan bahwa Yohanes diutus Tuhan menjadi nabi-Nya, yang akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya.
Yohanes Pembaptis tampil untuk menyiapkan jalan bagi Sang Mesias.
Nubuat Zakaria itu ditujukan bagi seluruh Israel bahwa Allah akan melawati umat-Nya.
Yang diurapi akan segera datang yaitu Yesus Sang Kristus, Putera Daud.
Janji-janji Allah yang dahulu dinubuatkan para nabi, kini akan ditepati.
Utusan Tuhan itu akan memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasar pada pengampunan dosa.
Ia akan mengunjungi kita dengan rahmat dan belaskasihan.
Laksana surya pagi yang menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan berada dalam naungan maut.
Ia akan mengarahkan kita kepada damai sejahtera.
Itulah ramalan Zakaria yang terpenuhi dalam diri Yesus Sang Almasih.
Marilah kita sambut kedatangan Sang Juruselamat itu dalam sukacita atas kelahiran Yesus di malam sunyi di kandang Betlehem.
Ke Palembang naik kapal.
Singgah sebentar di Kertapati.
Saya ucapkan selamat hari Natal,
Damai di hati damai di bumi.