Puncta 01.01.22
HR. Santa Perawan Maria, Bunda Allah
Lukas 2: 16-21
SYAIR dari lagunya Melly Goeslaw yang berjudul Bunda sangat menyentuh hati :
Nada-nada yang indah. Selalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku. Takkan jadi deritanya
Tangan halus dan suci. Telah mengangkat tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup. Rela dia berikan
Kata mereka diriku selalu dimanja. Kata mereka diriku selalu ditimang
Oh, bunda ada dan tiada dirimu ‘kan selalu ada di dalam hatiku.
Ketika Hari Raya Keluarga Kudus kemarin, kami merayakan bersama para pasutri yang berpesta perak dan emas. Ada dua pasutri merayakan pesta emas perkawinan dan enam pasutri berpesta perak.
Mereka saya ajak membaharui janji perkawinan lagi.
Setelah itu sambil berpegangan tangan bernyanyi bersama lagu Dunia Baru.
Para suami isteri yang hadir juga ikut larut bergembira bernyanyi bersama. Ada rasa haru dan bahagia melihat kegembiraan mereka.
Tiba-tiba mata ini berkaca-kaca sepintas terkenang cinta kasih bapak ibu yang telah tiada. Aku diam tercekat, tak mampu melanjutkan lagu itu.
Ada haru dan bahagia punya cinta bapak ibu.
Hari ini kita membuka tahun 2022 dengan merayakan dan merenungkan Maria sebagai Bunda Allah.
Kalau kita bisa mengenangkan betapa kasih dan pengorbanan ayah dan ibu yang sungguh menyentuh hati, pastilah Maria sebagai bunda juga sangat mengasihi dan mencintai kita, anak-anaknya.
Kita hanya bisa melihat dari hal atau peristiwa yang kasat mata. Dari hal yang kasat mata itu terpantul sesuatu yang luhur dan ilahi.
Apa yang dilakukan Maria dalam menjaga, melindungi dan menghidupi Yesus Sang Bayi dapat menjadi cermin cintanya yang ilahi dan luhur.
Itulah yang diceritakan para gembala saat mereka “jagong bayi” Yesus di kandang Betlehem.
Karya-karya besar Allah kepada manusia, khususnya yang lemah dan hina, menampakkan kemuliaan yang Mahaluhur.
Maria menjadi Bunda Allah karena ia melahirkan Putera-Nya yang berasal dari Allah.
Allah melibatkan manusia untuk ambil bagian dalam karya penyelamatan, agar ke-Allahan-Nya dapat dirasakan dan dialami oleh mannusia.
Maria menjadi jembatan pengantara dari Allah yang jauh tak kelihatan, kini menjadi dekat dan nyata dalam diri Yesus, Putera-Nya.
Seperti kasih ibu yang tiada batas dan pamrih, begitulah Maria menampilkan kasih Allah yang rela mengorbankan Anak-Nya sendiri menjadi manusia lemah dan miskin.
Karena peranannya melahirkan Sang Putera ini, maka ia diyakini sebagai Bunda Allah dan Bunda kita semua.
Sahabat dan saudaraku, selamat tahun baru.
Kita sambut tahun baru ini dengan gembira.
Kasih Bunda melintasi segala ruang dan waktu.
Melalui Maria kasih Allah menjadi nyata.
Cawas, terimakasih Bundaku…..