Bahagianya Pasutri Tua Bisa Punya Anak

0
302 views
Ilustrasi - Kehidupan keluarga. (Ist)

BAPERAN-BAPERAN.

Senin, 10 Januari 2022.

Tema: Harga dirimu.

Bacaan.

  • 1 Sam. 1: 1 -8.
  • Mrk. 1: 14- 20.

KEBAHAGIAAN tak terkira, bila seorang bayi lahir. Apalagi telah sedemikian lamanya didambakan, dinanti, dan merupakan hasil sebuah doa.

Kegembiraan orangtua nyata dalam membesarkan buah hatinya dengan cinta. Sesusah apa pun. Cinta yang begitu agung.

Ikatan batin yang mendalam menentukan relasi yang menakjubkan. Anak tidak hanya fotokopi orangtuanya, tetapi juga penerus kebaikan, kehormatan dan martabat luhur orangtuanya.

Seluruh keberadaan keluarga menjadi tumpahan kasih sayang. Saling membentuk,  menjaga. Tidak hanya tumbuh secara fisik, tetapi juga sangat akrab menyudara. Dan itulah pergumulan dan akhirnya kelegaan keluarga.

Suatu saat pas hari libur, di mal, saya bertemu dengan sebuah keluarga yang sudah lama tidak berjumpa. Dulu bertemu ketika mereka, sudah berumur, tapi belum dikaruniai buah hati.

Saya melihat juga sepasang muda-mudi yang sangat akrab dan dekat. Yang lelaki memegang pundak sang perempuan. Mereka berjalan dengan riang. Kadang  tertawa. Kelihatan mereka menikmati masa-masa jatuh cinta. Saya hanya melihat dan mengagumi betapa bahagianya mereka.

“Romo apa kabar? Sudah lama kita tidak berjumpa?”

Saya berpaling dan mencoba mengingat-ingat. Butuh waktu untuk mengingatnya.

Si bapak mengatakan, “Di Sendangsono Romo,”

“Oh iya. Sekarang saya ingat. Apa kabar?”

“Baik Romo. Sama sapa, Mo. Ayo, kita makan bareng,” ajaknya.

“Ini dengan romo yang lain. Mereka mengunjungi saya. Kebetulan juga mau makan nih,” legaku.

Kami berlima masuk dan memesan makanan.

Tiba-tiba saya berkata, “Bagaimana hidup dan usahanya Pak?”

“Baik-baik aja Romo. Berkat Tuhan selalu ada. Tak berkekurangan. Semua diperlancar.  Kami semakin menikmati hidup berkeluarga. Romo punya proyek sosial apa yang bisa kami bantu?”

Saya kaget sekali pun kagum pernyataan.

Lalu kami berceritera hal-hal yang bisa dapat mendukung panggilan satu dengan yang lain.

Makanan pun datang. Sebelum makan si nyonya mengambil HP. Kiranya mengirim sebuah pesan.

Saya diam saja, karena saya merasa bahwa mereka belum dikaruniai anak.

Hampir selesai makan. Sepasang muda-mudi yang saya lihat tadi masuk ke resto yang sama.

Si bapak berkata, “Romo ini anak kami. Hasil doa di Sendangsono. Mereka baru SMA. Mereka kembar.”

“Wouw… sungguh tak terduga ya. Hebat. Langsung diberi-Nya. Saya kira tadi, kalian pasangan remaja yang menikmati masa-masa pacaran kalian.”

Ayah ibunya ketawa. Mereka tersenyum-senyum saja.

“Inilah yang membuat saya bersyukur. Tidak hanya hasil sebuah doa. Tetapi mereka akur dari kecil. Akrab satu sama lain. Mungkin karena kembar ya.

Hanya setelah SMP kami memisahkan tempat tidur mereka Romo. Di kamar masing-masing. Sejak kecil mereka selalu berdua,” jelasnya.

Aku pun terpesona. Pertama-tama atas hasil ketekunan doa mereka. Juga kebahagian mereka.

“Bagaimana kalau yang satu menjadi romo, yang lain jadi suster?”

Ibunya ketawa.

“Mana mau mereka? Mereka sedang gila-gilanya menikmati dunia remaja. Mereka kalau punya kenalan deket saling curhat. Bahkan kalau yang satu bilang, ‘Jangan deket lagi’. Mereka pun malah sengaja ingin melakukan.”

“Kan mami yang ngajari,” celetuk Anna.

Maminya melotot, lalu tersenyum. “Jangan buka rahasia ya.

Tapi nanti, kalau mereka besar memutuskan  begitu, ya terserah anak-anak. Mereka kan  hasil doa. Memang, kami pernah bernazar, kalau Tuhan menghendaki, ya kami berserah. Yang terbaik dari Tuhan aja.”

“Bagaimana kalian?” tanyaku.

“Belum terpikir, Romo.”

Kami pun menyelesaikan makanan sambil. melanjutkan percakapan kecil. Sebuah perjumpaan yang menguatkan. Saling mengenang kebaikan Tuhan yang dialami masing-masing. Sebuah saat berbagi pengalaman hidup yang meneguhkan.

Hari ini sebuah undangan ilahi disampaikan, “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” ay 17.

Ia yang memanggil adalah Ia yang menjadikan kita. Hanya dalam Dialah kita dimampukan hidup dan menjadi berkat.

Tuhan, terimakasih atas penyertaan-Mu dalam hidupku, keluargaku dan Gereja-Mu. Setiakan kami berhimpun sebagai umat-Mu. Amin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here