Yesus, Tuhan atas Hari Sabat

0
1,084 views
Buatlah kebaikan di Hari Sabat - Tangannya disembuhkan by paucaverba.

KEHIDUPAN orang Yahudi tidak dapat dipisahkan dari Hukum Hari Sabat. Hukum ini sangat penting sehingga merek perlu menaatinya secara ketat.

Orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat sering berselisih paham dengan Tuhan Yesus tentang hal itu. Mereka menuduh-Nya melanggar hukum Sabat.

Apakah Yesus benar-benar melakukan itu?

Kita dapat menemukan acuran jawabannya dalam Kitab Suci dan ajaran resmi Gereja yang dimuat dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK).

Tuhan menetapkan hari Sabat sebagai hari istirahat dan ibadah rohani (Kel 20:8-11). Namun, orang-orang Farisi telah menjadikan dan memelihara hari Sabat menurut standar mereka sendiri yang ketat untuk menguji kesetiaan orang Yahudi.

Yesus menjelaskan bahwa Allah menjadikan hari Sabat untuk membantu orang, memberi manfaat bagi mereka, bukan sebagai beban.

Tindakan Tuhan menjadi contoh atau model bagi tindakan manusia. Jika Tuhan “beristirahat dan disegarkan” pada hari ketujuh, manusia juga harus “beristirahat” dan harus membiarkan orang lain, terutama yang miskin, “disegarkan.”

Hari Sabat menghentikan orang dari pekerjaan sehari-hari dan memberikan kelonggaran. Ini adalah hari untuk memprotes perbudakan kerja dan penyembahan uang (bdk. KGK 2172).

Hari ini Yesus berkata, “Hari Sabat diadakan untuk manusia, bukan manusia untuk hari Sabat. Anak Manusia adalah tuan atas hari Sabat” (Mrk 2:27-28).

Apa artinya dan bagaimana relevansinya dengan kehidupan kita sekarang?

Sabat ditetapkan untuk membebaskan manusia dari beban hidup. Oleh karena itu, hukum Sabat tidak boleh menjadi beban bagi manusia.

“Dengan belas kasih, Kristus menyatakan hari Sabat untuk berbuat baik bukan menyakiti, untuk menyelamatkan hidup bukan membunuh.

Sabat adalah hari Tuhan yang penuh belas kasihan dan hari untuk menghormati Tuhan. “Anak Manusia adalah tuan atas hari Sabat” (bdk KGK 2173).

Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat. Ini berarti bahwa Dialah yang dapat menentukan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan pada hari Sabat.

Alasannya sangat jelas.

Pertama, Dia adalah wujud nyata dari Tuhan yang menjadi manusia. Kedua, Dialah yang membebaskan manusia dari semua, terutama dari dosa dan kematian.

Yesus tidak menentang hari Sabat atau menghapusnya, tetapi mengembalikan ke semangat aslinya. Selain itu, Dia memenuhi dan menyempurnakannya. Membuat hukum itu mencapai tujuannya.

Dia mengundang kita, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” (Mat 11:28-30)

Selasa, 18 Januari 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here