In Memoriam Romo L. Smit SJ: Menjadi “Bapak” di Dalam Banyak Hal (4)

1
421 views
Almarhum Romo Leonard Smit SJ bersama Antonius Mulato dan isteri saat berkenan mampir ke rumah penulis di Kudus, Jateng. (Dok. Antonius Mulato)

KISAHNYA bermula pada tahun 1982, ketika aku masih belajar di SMP Marsudirini St. Theresia Surakarta.

Setiap pagi, aku berangkat sekolah pukul 06.00 WIB. Aku tidak langsung ke sekolah, tetapi mengikuti misa harian di Gereja St. Antonius Paroki Purbayan Surakarta.

Dan setiap bulan sekali aku menyempatkan diri untuk menerima Sakramen Tobat. Hampir setiap pengakuan dosa, aku mengakukan dosaku dan mendapatkan absolusi melalui tangan Pater Leonard Smit SJ.

Nampaknya Romo Leonard Smit SJ selalu memperhatikan aku, sehingga dalam sebuah pengakuan dosa, beliau menawari aku untuk ikut tugas sebagai misdinar pada misa pagi kedua. Karena sering tidak ada misdinarnya.

Aku bersedia dan setelah dilatih, esok pagi dan seterusnya aku menjadi misdinar di Paroki Purbayan Surakarta. Dan karena kedekatanku dengan Romo Leonard Smit SJ, maka aku pun tertarik untuk menjalani pendidikan imamat.

Sehingga setelah lulus SMA, aku melanjutkan studi di Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan, dan sempat menjalani tahun orientasi rohani di Jangli Semarang.

Menjadi staf TU

Karana tidak melanjutkan pendidikan imamat, aku pun kembali hidup sebagai awam. Dan berkat kebaikan hati Romo Leonard Smit SJ, aku boleh memulai bekerja sebagai staf tata usaha di SMA Kanisius Kadipiro Surakarta yang kemudian berpindah tempat di Jalan Telasih IV Mangkubumen.

SMA Kanisius kemudian beralih fungsi menjadi SMK Kanisius Mangkubumen – dulu bernama SMEA Kanisius Mangkubumen.

Menjadi staf tata usaha, bagiku pekerjaan yang mudah karena aku dapat menguasai pekerjaan ketatausahaan dalam waktu yang sangat singkat.

Bahkan ketika SMA berproses alih fungsi menjadi SMEA aku mengerjakan administrasi ganda, untuk SMA dan SMEA.

Almarhum Romo Leonard Smit SJ bersama kedua anak kami saat berkenan mampir ke rumah di Kudus. (Dok. Antonius Mulato)

Ingin studi lanjut, tapi tak ada biaya

Sekitar tahun 1994, muncul kesadaran bahwa pengetahuanku perlu ditambah, mengingat teman-teman seusiaku banyak yang sudah menjadi sarjana.

Niat untuk studi lanjut pun semakin lama semakin menguat tetapi terbentur biaya. Honorku setiap bulan aku gunakan untuk membiayai adikku yang menjalani Pendidikan di STM Mikael Surakarta, tinggal tersisa lima ribu rupiah tiap bulan.

Bagaimana aku bisa studi lanjut?

Saya berpikir dan berhitung dalam waktu satu semester uang lima ribu rupiah saya tabung hanya terkumpul tiga pulu ribu rupiah. Mana ada universitas dengan biaya tiga puluh ribu rupiah?

Aku memperoleh informasi bahwa Universitas Terbuka biayanya murah. Waktu itu biaya 1 SKS hanya sekitar lima ribu rupiah. Untuk materi kuliah bisa memfotokopi, membeli atau meminjam.

Aah, ini kesempatan. Tapi tabunganku tiap semester hanya berjumlah tiga puluh ribu rupiah. Masih kurang.

Teringat akan kebaikan hati Romo Leonard Smit, SJ maka aku memberanikan diri untuk menghubungi beliau.

Siapa tahu beliau berkenan membantu.

Melayangkan surat

Surat pun aku layangkan ke Kantor Yayasan Kanisius di Jalan Letjen Suprapto 54 Semarang. Dan berkah bagiku, Romo Leonard Smit SJ mengiyakan niatku melanjutkan studi.

Maka mulai semester kedua tahun 1994, saya mulai belajar di Universitas Terbuka dengan bantuan biaya dari Romo Leonard Smit SJ.

Saya mengambil studi D3 Perpajakan. Angan-anganku, supaya cepat selesai dan dapat segera digunakan untuk bekerja. Setiap akhir semester aku menghitung kebutuhan untuk belajar jarak jauh dan aku ajukan ke Romo Leonard Smit SJ.

Sebesar berapa pun yang aku butuhkan selalu diberi, tidak pernah kurang; juga tidak pernah lebih. Aku pun merasa aman untuk belajar.

Disiplin tinggi

Ternyata belajar di Universitas Terbuka membutuhkan disiplin yang tinggi dan waktu yang agak lama. Disiplin yang tinggi dapat aku jalankan -bahkan dengan ketat- sehingga hanya sedikit waktu untuk sekedar berkumpul dengan teman-teman sebayaku.

Sebagian besar waktuku hanya untuk bekerja dan belajar.

Ya begitulah belajar dengan bimbingan buku-buku modul, mengerjakan tugas, dan ujian akhir semester.

Lama waktu studi agak meleset dengan perkiraanku. Seharusnya tujuh semester selesai ,tetapi karena informasi yang kurang, aku baru menyelesaikan studi D tiga dalam delapan semester untuk menyelesaikan maka kuliah syarat.

Sekitar tiga semester sebelum menyelesaikan studi, aku diangkat sebagai pegawai tetap Yayasan Kanisius dan tetap sebagai staf tata usaha di SMEA Kanisius Mangkubumen Surakarta.

Aku pun masih mendapatkan bantuan dari Romo Leonard Smit SJ untuk menyelesaikan studiku.

Aku pun menikah, setelah dinyatakan lulus studi D3.

Didukung Romo Smit SJ

Setelah diangkat sebagai pegawai tetap, aku merasa ijazah D tiga belum cukup untuk beralih profesi menjadi guru. Angan-angku ini pun disemangati dan didukung oleh Romo Leonard Smit SJ melalui ucapan proficiat pengangkatanku sebagai pegawai tetap yayasan.

Untuk itu, aku melanjutkan studi lagi ke strata satu dengan memilih program studi administrasi niaga. Kali ini, aku tidak minta bantuan biaya kepada Pater Leonard Smit SJ sebab penghasilanku sudah cukup; walaupun tidak lebih.

Maret 1999, Direktur Yayasan Kanisius Pusat Romo Leonard Smit SJ memindahtugaskan aku dari SMEA Kanisius Mangkubumen Surakarta untuk mengajar di SMA Kanisius Yos Soedarso Pati.

Hingga pada tahun 2001 aku menyandang gelar Sarjana Sosial, berkat kebaikan hati Romo Leonard Smit SJ aku bisa naik pangkat.

Begitu pula setelah memperoleh Akta Mengajar aku mengalami naik pangkat lagi. Dan di sela-sela melaksanakan tugas mengajar, Romo Leonard Smit SJ selalu menyemangati aku dengan bercakap-cakap penuh kehangatan.

Bahkan dalam perjalanan pulang dari Pati ke Kudus, aku nunut beliau dengan mobil hard top-nya mampir di Masjid Menara Kudus dan singgah di rumahku di Perumahan Gerbang Harapan Desa Gondangmanis Kudus.

Bagiku almarhum Romo Leonard Smit SJ adalah “bapakku” di dalam banyak hal. Beliau antusias mendukung karyawannya untuk menapaki jalan belajar seumur hidup.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here