Renungan Harian
Rabu, 9 Februari 2022
Bacaan I: Raj. 10: 1-10
Injil: Mrk. 7: 14-23
PADA saat Gereja mulai mengadakan perayaan ekaristi secara luring khusus untuk yang berusia 13 tahun ke atas serta 65 tahun ke bawah, kami di paroki membuat kebijakan untuk mengirim komuni bagi mereka yang belum diperkenankan ikut misa luring.
Bapak-bapak Asisten Imam (Asim) yang masih berusia 65 tahun ke bawah berbagai tugas untuk mengantar komuni.
Syarat yang harus dipenuhi mereka yang dikirim komuni ikut misa daring pada pukul 07.00 WIB. Harapannya setelah misa pukul 07.00 WIB para Asim bisa mengantar komuni.
Syukur pada Allah kebijakan ini dapat dijalankan, meski ada beberapa kendala.
Setelah berlangsung beberapa bulan, kami mengadakan pertemuan secara daring dengan para Asim yang mengantar komuni. Kami ingin mendengarkan syering mereka berkaitan dengan pengalaman mengantar komuni.
Dari syering para Asim, ternyata para Asim menemukan kegembiraan dalam mengantar komuni. Mereka bertemu dengan para umat senior yang sudah siap untuk menyambut Tubuh Kristus.
Bertemu dengan umat senior yang sabar menunggu datangnya Asim, dan bahkan banyak para umat senior yang amat antusias menanti datangnya para Asim.
Selain itu juga mendapatkan pengalaman-pengalaman lucu dan menjengkelkan.
Misalnya saat Asim datang ternyata umat seniornya pergi dijemput anaknya; ada juga saat Asim datang umat seniornya sudah tertidur dan bahkan ada yang saat Asim datang umat senior sedang menyapu halaman, padahal mau menerima Tubuh Kristus.
Dari syering itu juga terungkap pengalaman rohani luar biasa yang dialami para Asim. Beberapa Asim mensharingkan tanggapan umat senior yang dikirim komuni.
Beberapa umat senior yang dikirim komuni mengatakan bahwa ketika Asim datang mereka mengalami seperti bertemu malaikat yang menghantar Tuhan kepada mereka.
Sehingga mereka merasakan bahwa saat menerima Tubuh Kristus bukan menerima dari Asim tetapi dari malaikat yang diutus Tuhan.
Beberapa umat senior menyatakan kegembiraannya saat Asim datang karena Asim itu menghadirkan Tuhan di rumah mereka.
Pengalaman-pengalaman rohani itu meneguhkan para Asim dalam pelayanannya. Sehingga meski harus kehilangan waktu, tenaga bahkan materi para Asim menemukan sukacita karena perjumpaan dengan para umat senior itu.
Pelayanan para Asim yang sederhana dan biasa-biasa tetapi ditangkap oleh para umat senior sebagai rahmat yang luar biasa. Bukan hanya melihat Asimnya tetapi tetapi mereka mengalami perjumpaan dengan Tuhan lewat pelayanan para Asim.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Kitab Raja-Raja, Ratu Negeri Syeba bisa melihat kemuliaan Allah Israel berkat kebijaksanaan Salomo.
“Terpujilah Tuhan, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas tahta Kerajaan Israel.