Never Gives Up

0
356 views
Soichiro Honda, pencipta mobil motor merk Honda (Ist/Intisari)

Puncta 10.02.22
PW. St. Skolastika, Perawan
Markus 7: 24-30

APA merek kendaraan yang anda pakai sekarang? Honda? Toyota? Suzuki? Yamaha? Kawasaki? Mitsubishi? Subaru?

Tahukah anda bahwa merk-merk itu adalah nama dari para pendirinya yang telah sukses menciptakan sarana transportasi global?

Kesuksesan mereka tidak dicapai dengan mudah. Mereka mengalami banyak kesulitan dan tantangan.

Honda yang nama lengkapnya Soichiro Honda memulai kariernya dengan menjadi petugas cleaning service dan pengasuh anak majikan di sebuah bengkel.

Ia baru menjadi mekanik di bengkel setelah 6 tahun bekerja.

Ia berhasil menciptakan ring piston, tetapi karena Perang Dunia meletus, pabriknya hancur oleh bom dan gempa bumi. Ia bangkrut dan jatuh miskin.

Ia harus mulai dari nol lagi. Ia tidak menyerah. Ia tidak putus asa.

Ia punya mimpi suatu saat bisa menciptakan motor yang mendunia. Dari berbagai kegagalan, ia terus belajar dan mencoba.

Akhirnya tahun 1946, ia mendirikan Pabrik Honda sebagai brand merknya. Dua tahun berselang ia berhasil menciptakan motor yang jadi impiannya, the dream of motorcycle.

Soichiro Honda tidak pernah menyerah. Kendati berkali-kali gagal dan jatuh, namun ia terus mencoba dan mencoba.

Kini namanya dikenal di seluruh dunia, terpatri menyatu dengan semua orang. One Heart Honda.

Perempuan Siro-Fenisia itu tidak pernah menyerah. Yang menjadi satu impiannya hanyalah anaknya sembuh. Ia menerobos kerumunan banyak orang dan tersungkur di kaki Yesus.

Kendati dia sadar, dia bukan orang Israel, Bangsa Pilihan, namun ia percaya Yesus bisa menolongnya.

Tanggapan Yesus ternyata negatif, bahkan mungkin sangat merendahkannya.

Ia disamakan dengan anjing. “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”

Ia direndahkan sehina-hinanya. Namun ia tidak putus asa. Dengan berani dia menjawab, ”Benar Tuhan, tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.”

Melihat semangat pantang menyerah dari ibu itu, Yesus luluh hati-Nya. “Pulanglah, sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.”

Anak ibu yang gigih dari Siro Fenisia itu sembuh.

Kita bisa belajar dari semangat ibu yang tak pernah putus asa ini. Ia terus mencoba sampai berhasil.

Seperti kata Honda, “When you fail, you also learn how not to fail.”

Kegagalan membuat kita instrospeksi diri, belajar dari pengalaman untuk tidak gagal lagi.

Kegagalan adalah kesempatan lebih giat untuk belajar.

Ibu Siro-Fenisia itu tetap punya harapan kendati terpuruk di tempat paling bawah. Tetap punya harapan kendati sedang gagal.

“Hope makes you forget all the difficult times.” Jangan menyerah, tetaplah punya harapan.

Lampu padam malam tiba-tiba gelap.
Di kejauhan nampak ada sinar secercah.
Keberhasilan tidak dicapai dalam sekejap,
Ia butuh berjuang tanpa kenal menyerah.

Cawas, never gives up…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here