Menjauhnya Sang Kebijaksaan

0
280 views
Ilustrasi: Kebijaksanaan. (Ist)

SEPERTI halnya kehidupan ini adalah pemberian yang mesti dijaga. Demikian juga kebijaksanaan. Ketika diabaikan, pemberian itu akan pudar kekuatan dan pengaruhnya.

Pada masa awal pemerintahannya, tatkala masih muda, Salomo memohon hikmat kebijaksanaan kepada Tuhan. Doanya dikabulkan, sehingga hidupnya dipenuhi dengan kebijaksanaan.

Seiring berjalannya waktu, ketika bertambah tua, Salomo makin lemah dan tak lagi berpegang pada Tuhan dan kebijaksanaan-Nya.

Salomo menikahi banyak perempuan asing yang menyembah berhala.

Karena lebih mendengarkan para isteri dan gundiknya, Salomo melupakan Tuhan. Imannya tak lagi fokus dan lurus pada Tuhan, tetapi terpecah-pecah pada kepercayaan para perempuan di sekitarnya.

Kebijaksanaan yang dimiliki terlindas oleh kepentingan ekonomi dan politik. Sebagai akibatnya, kerajaannya terpecah.

Tuhan berfirman kepada Salomo, “Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu … satu suku akan Kuberikan kepada anakmu oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem yang telah Kupilih.” (1 Raj 11: 11.13).

Terlepas dari kebijaksanaan orang lebih mengandalkan pertimbangan rasional. Rasionalisasi kerap menciptakan alasan-alasan palsu untuk membenarkan perilaku. Kebenaran, integritas dan kasih yang tulus murni tidak lagi mendapat tempat di hati.

Dalam situasi demikian, orang perlu berdoa dan memohon kepada Tuhan agar dianugerahi jalan kebijaksanaan.

Satu-satunya jalan menuju ke sana adalah Yesus Kristus, Tuhan kita.

Kamis, 10 Februari 2022
Pw St. Skolastika

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here