Bacaan: Yak. 3:1-10, Markus 9:2-13
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus: “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorang pun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. (Mrk.9:2-9)
Sahabat pelita hati,
PELITA sabda hari ini mengisahkan Yesus yang mengajak ketiga murid terdekatnya, yakni Petrus Yohanes dan Yakobus, naik ke sebuah gunung yang amat tinggi untuk berdoa. Banyak penafsir menyatakan, gunung itu adalah gunung Tabor.
Di tempat itulah terjadi 2 transfigurasi atau wajah Yesus berubah rupa saat berdoa di atas gunung. Peristiwa itu disaksikan oleh ketiga murid yang bersama-sama dengan Yesus, yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes. Lebih istimewa karena mereka menyaksikan dua (2) nabi besar di masa lampau (Musa dan Elia) turut menyertai Yesus dan berbicara dengan-Nya. Karena peristiwa itu sangat menakjubkan maka Petrus berniat mendirikan tiga kemah untuk Yesus, Musa dan Elia. Namun puncak dari kisah ini adalah adanya suara dari balik awan yang mengatakan, “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.”
Sahabat terkasih,
Perintah yang sama sekarang juga tertuju kepada kita. Apakah kita sungguh-sungguh telah mendengarkan Tuhan? Mendengarkan bukan hanya dengan telinga tetapi dengan hati. Ini berarti kita juga melaksanakan dan mengikuti apa yang disabdakan-Nya. Semoga pelita sabda hari ini semakin meneguhkan kita untuk menjadi pendengar dan pelaksana sabda kudus-Nya. Ketika kita hidup dalam kasih sejatinya kita sedang mendengarkan dan melaksanakan sabda perintah-Nya. Berkah Dalem.
Pergi ke Lembang lewat Cimahi, berkendara bersama-sama. Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)