Bacaan 1: Yak 2:1-9
Injil: Mrk 8:27-33
DALAM beberapa kali kesempatan ngobrol dengan orang-orang tua, mereka mengaku sering merasa kesulitan saat harus menjawab pertanyaan anak-anaknya terkait masalah iman. Padahal rata-rata mereka dibaptis sejak bayi.
Ternyata lama usia baptis tidak menjamin seseorang paham apa yang diimaninya.
Mungkin setelah menerima Sakramen Krisma banyak umat yang tidak lagi mau memperdalam imannya. Tidak mau baca Kitab Suci, hanya mendengarkan dari homili, itu pun jika tidak tertidur.
Merasa sudah cukup dalam iman, akibatnya saat anak-anak bertanya lalu bingung.
Pertanyaan, “Siapakah Yesus itu?”
Sering saya sampaikan dalam setiap pengajaran dan jawabannya pun sangat bervariasi persis seperti dalam Injil hari ini.
Dari semua murid-Nya hanya Petrus yang mampu menjawab siapakah Yesus.
“Engkau adalah Mesias.”
Demikian kata Petrus.
Yesus pun mempersiapkan mental para murid-Nya¬, tentang apa yang akan Ia alami.
“Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.”
Mengenal Krtistus harus lengkap, sejak nubuat para nabi, bagaimana Ia dikandung dari Roh Kudus, berkarya di dunia, menjalani kisah sengsara, wafat di kayu salib, tiga hari kemudian bangkit dari mati dan lalu naik ke surga.
Menjadi murid Kristus juga harus siap menderita bersama-Nya.
Dalam pengajarannya kepada jemaat Yahudi diaspora, Santo Yakobus mengingatkan akan ajaran iman Kristus, yaitu Hukum Kasih.
Sebagai pengikut Kristus harus taat melaksanakan Hukum Kasih, yaitu tidak “memandang muka” terhadap orang lain. Memandang muka bisa berarti memandang rendah orang lain, misal secara sosial dan lainnya.
Bagaimana orang bisa mengasihi Allah yang tidak kelihatan, jika kepada ciptaan-Nya yang kelihatan yaitu manusia, tidak mampu mengasihi.
Pesan hari ini
Apakah saya sungguh mengenal Yesus?
“Sudah baptis, tetapi apa gunanya semua itu jika hanya Katolik dalam nama dan tidak dalam kenyataan? Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”