Bacaan 1: Yak 3:1-10
Injil: Mrk 9:2-13
DI dalam setiap kesempatan dan tugas apa pun, menjadi orang terpilih selalu tidak mudah. Punya tanggung jawab yang lebih dibandingkan orang-orang lainnya.
Saat Ferguson pensiun sebagai manajer Manchester United, maka David Moyes terpilih menggantikannya dan mendapatkan julukan “The Chosen One” (yang terpilih).
Namun dalam perjalanannya, tidak seperti yang diharapkan. David tidak kuat menanggung nama besar Manchester United, dia pun tumbang ditengah jalan dan diganti orang lain.
Petrus, Yakobus dan Yohanes menjadi orang-orang terpilih untuk menyaksikan kemuliaan Tuhan Yesus di gunung.
Yesus berubah rupa, menampakkan kemuliaan-Nya bersama Elia dan Musa.
Ia mengenakan pakaian putih, lebih bersih dari salju serta bersinar tajam. Dan Allah Bapa pun kembali menyatakan keilahian Anak-Nya, sama seperti saat pembaptisan.
“Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.”
Tentu saja ketiga murid itu, sebagai orang-orang terpilih sungguh bahagia menyaksikan semua adegan tadi.
Dan Yesus berpesan kepada mereka, supaya tidak menceriterakan kepada siapapun, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.
Inilah beratnya.
Sebagai orang terpilih, Petrus bahkan harus mati disalib terbalik, Yakobus dibunuh dipenggal kepalanya dan Yohanes diberi hidup paling lama untuk menuliskan semua kisah Yesus, agar orang percaya kepada-Nya.
Pertanyaan mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan menjalani kisah sengsara seolah dibiarkan menggantung.
Santo Yakobus juga mengatakan tugas berat seseorang yang terpilih sebagai guru.
Dalam pepatah Jawa, “guru” berarti “digugu lan ditiru”.
Sebagai guru, akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.
Guru tugasnya mengajar, agar orang lain memiliki akhlak yang baik dan mengenal Tuhan. Namun seorang guru juga bisa berbuat salah dengan mulutnya.
Jadi, dengan lidah seseorang memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah yang sama bisa mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah.
Dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Ini yang harus dihindari.
Pesan hari ini
Kamu telah dipilih Tuhan, agar orang lain mengenal-Nya melalui mulut dan tingkah lakumu.
Jagalah amanat tersebut, sehingga menjadi berkat bagi orang lain.
“Langit tak butuh pengakuan. Ia tidak perlu menjelaskan bahwa dirinya tinggi. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”