Pelita Hati: 19.03.2022 – Santo Yusuf Yang Tulus dan Rendah Hati

0
868 views

Bacaan: 2 Sam.7:4-5a.16, Rm.4:13.16-18.22, Matius 1:16.18-21


Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”


Sahabat pelita hati,

HARI ini Gereja merayakan hari raya  Santo Yusuf suami Santa Perawan Maria. Gereja memberi perhatian secara khusus kepada Santo Yusuf yang dengan tulus dan setia menjadi pendamping Maria menjadi bunda Tuhan yang suci dan mulia. Keutamaan apa saja yang bisa kita teladani dari bapa Yusuf ini? Sekurangnya ada tiga (3),  yaitu:

Pertama, ia sungguh tulus hatinya; Kedua, rendah hati dan Ketiga, saleh serta suci hatinya.

Sahabat pelita hati,

Ketulusan hati bapa Yosef nampak dari sikapnya yang tidak mau mencemarkan Maria tunangannya yang didapatinya telah mengandung. Walau peristiwa ini menghancurkan hatinya namun ia tak mengedepankan amarah sebaliknya ia mempertimbangkan dengan bijaksana dan  tak membabi buta untuk mempermalukan Maria.

Kerendahan hati bapa Yusuf ditampakkan dengan menerima dan mengambil Maria sebagai isterinya seturut petunjuk Tuhan. Bahkan nantinya Yusuf mengikuti kehendak Tuhan untuk memberi nama “Yesus” seturut yang sudah ditentukan Tuhan.

Kesucian hati bapa Yusuf tergambar pada sikapnya yang ikut menjaga kesucian Maria hingga melahirkan puteranya. “Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.” (Mat. 1:24b-25)

Sahabat terkasih,

Semoga teladan hidup dan keutamaan bapa Yusuf ini dapat kita hayati dan teladani sehingga hidup kita sungguh membawa berkah dan kegembiraan untuk keluarga dan sesama. Berlombalah untuk menjadi tulus, rendah hati dan suci sesuai dengan panggilan hidup masing-masing. Berkah Dalem.

Jika tiba musim semi, 
udara dingin merasuilk di hati. 
Ya Santo Yusuf bapa teladan kami, 
bantulah kami agar dapat hidup rendah hati.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem**Rm.Istata

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here