Minggu, 6 Maret 2022
- Ul.26:4-10.
- Mzm: 91:1-2.10-11.12-13.14-15;
- Rm. 10:8-13
- Luk. 4:1-13
DI dalam hidup ini, kita akan selalu digoda oleh berbagai macam godaan.
Baik anak kecil maupun yang sudah tua, bisa dipastikan akan menghadapi yang namanya godaan dosa, rayuan setan.
Padahal, kita sudah berusaha tidak jatuh dan tidak ingin akrab dengan dosa, tetapi kita malah menemukan diri kita terus menerus jatuh ke dalamnya.
Kita ingin dapat setia kepada Tuhan, tetapi rasanya sangat sulit untuk melawan godaan-godaan dosa ini.
Benar kata Santo Paulus, bahwa roh itu kuat namun daging itu lemah.
“Pak, saya rasa tidak ada gunanya mengaku dosa, karena setiap kali saya mengaku dosa, dosanya itu-itu saja,” kata seorang anak.
“Saya merasa malu, karena setiap kali masuk Kamar Pengakuan menemukan diri yang gagal memperbaiki diri,” lanjutnya.
“Padahal saya sudah berusaha tetapi tetap saja gampang jatuh dalam dosa,” ujarnya.
“Kalau kamu merasa berdosa, meski dosa yang sama, mengapa mesti malu mengaku dosa, apa kamu kira setiap kali masuk kamar pengakuan harus mengakukan dosa yang menurutmu baru,” sahut pak lik nya.
“Yang namanya jatuh dalam godaan dan dosa, itu kita dijauhkan dari cinta kasih Tuhan, maka sakramen rekonsiliasi itu untuk membangun kembali hubungan cinta kita pada Tuhan,” lanjutnya.
“Maka tidak peduli dosa kita 2seperti apa, apakah yang itu-itu atau yang dosa kesalahan yang baru, harus kita bereskan dihadapan Tuhan sehingga kita menjadi pribadi yang bersih dan benar,” ujarnya lagi.
“Rasa malu dan malas mengakui dosa dengan setiap kali mengakukan dosa yang sama, merupakan cara roh jahat mengelabui kita, supaya kita tetap ada dalam kuasanya,” lanjutnya lagi.
“Roh Jahat itu tidak akan rela bila kita mau kembali kepada Tuhan, dengan segala cara dia akan menarik kita untuk kembali kepada pelukannya,” katanya lagi
“Dia menawarkan harga diri palsu, kebanggaan semu, harta dan kekayaan hingga popularitas yang dangkal supaya kita mau terikat dengannya,” sambungnya.
Dalam.bacaan Injil kita dengar demikian,
“Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis.”
Padang gurun menjadi gambaran medan perjuangan hidup kita. Ada situasi yang kadang sangat sulit, keras dan tak bersahabat.
Dalam situasi seperti itu setan datang dan menawarkan jalan pintas kenikmatan, kemewahan, kuasa dan kemasyuran.
Seran merayu kita dengan menawarkan segalanya yang seakan sangat manusiawi dan kita butuhkan untuk bertahan hidup dan untuk kehidupan kita.
Dalam sitausi seperti itu, kita diajak untuk setia mendengar suara Tuhan dan berpegang pada sabda-Nya.
Bagaimana dengan diriku?
Godaan apa yang sering membuat saya jatuh, dan bagaimana saya mengatasinya?