Tinggal Bersama Tuhan

0
767 views
Ilustrasi: erjalan bersama Tuhan by Michael Davis in Genesis

ADA dua kemungkinan yang manusia rasakan, ketika tinggal dekat dengan Tuhan.

Pertama, manusia melihat dirinya yang penuh dosa dan kejahatan. Di hadapan Tuhan manusia memang telanjang. Bukan hanya tubuhnya, tetapi seluruh dirinya.

Kedua, manusia bisa mengalami damai yang tak terlukiskan. Beberapa orang yang pernah mati dan hidup kembali menceritkan pengalaman itu. Mereka masuk ke suatu ruangan atau taman yang amat indah dan penuh dengan kedamaian. Suasananya membahagiakan.

Itulah yang dialami para murid yang berada di atas gunung dan menyaksikan kemuliaan Tuhan Yesus. “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” (Luk 9: 33).

Pengalaman itu melampaui kemampuan Petrus untuk melukiskannya, sehingga dia tahu apa yang harus dikatakannya. “Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu.” (Luk 9: 33).

Banyak orang merasa krasan tinggal di tempat yang memberinya rasa damai dan bahagia. Itulah pula yang Tuhan kehendaki, yakni supaya manusia itu berbahagia. Bukan hanya sementara, tetapi selamanya.

Kendak Allah itu terwujud ketika manusia membuka diri untuk bekerjasama dengan-Nya. Dan Tuhan telah menunjukkan jalannya.

“Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.” (Luk 9: 35). Itulah yang diharapkan dari mereka yang ingin mengalami kebahagiaan sejati. Mendengarkan Yesus.

Sayang, hanya sedikit yang sungguh memahami pesan itu. Lebih sedikit lagi yang mau melakukannya.

Karena itu, belum banyak yang sungguh dapat merasakan kebahagiaan dari tinggal bersama Tuhan.

Minggu II Prapaskah, 13 Maret 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here