Kamis, 24 Maret 2022
- Yer. 7:23-28.
- Mzm: 95:1-2.6-7.8-9.
- Luk. 11:14-23
BANYAK orang yang dikelabui bahkan ditipu oleh setan.
Setan menipu kita dengan membuat kita takut dia. Maka, sering kali gambaran setan itu menyeramkan dan cenderung membuat kita takut serta kebayang-bayang.
Kalau gelap kita bilang “takut, ada setan”, kalau sedang ngobrol lalu tiba-tiba semua diam, kita bilang “setan sedang lewat”, kalau lewat kuburan dan kita dengar suara langkah kaki, kita bilang “setan sedang mengikuti”.
Kita tanpa sadar dibikin takut setan. Setan seakan menguasi sisi kehidupan kita yang tidak kasat mata.
Setan tidak tampak, namun memengaruhi perilaku secara nyata bagi sebagian orang.
“Saya bersyukur karena sejak kecil saya tidak terlalu takut dengan yang namanya hantu atau setan,” kata seorang bapak.
“Bahkan waktu masih kecil, kalau sedang ribut sama kakak atau takut ketemu bapak karena berbuat kesalahan, saya sembunyi di ‘cungkup’ yang ada dipemakaman desa kami.
Saya bisa sembunyi sampai malam, bahkan beberapa kali tertidur di situ. Rasanya aman-aman saja, tenang dan paling kadang terasa sunyi,” lanjutnya.
“Dari kecil almarhum bapak almarhum bilang, yang bisa memukul dan menyakiti kita secara fisik itu orang yang hidup bukan orang yang mati, tidak usah takut dengan orang mati,” katanya.
“Setelah dewasa saya benar-benar mengamini apa yang dikatakan bapak saya. Karena dari pengalaman saya bisa menyimpulkan bahwa yang bisa membuat kita menderita bukanlah setan. Namun kecerobohan dalam berpikir, sembrono dalam bicara, bertingkah laku yang tidak baik,” katanya.
“Tekanan perasaan yang berat bisa membuat stres dan salah jalan bukannya setan atau hantu yang membuat kita tidak bahagia,” lanjutnya lagi.
“Namun kenakalan, rasa iseng, sikap yang kurang bertanggungjawab terhadap kewajiban hidup bersama menjadi kekuatan yang menghambat hadirnya kasih dan keharmonisan dalam hidup bersama,” unjarnya.
“Ketika hati dikuasai oleh ambisi dan niat tidak baik, saya sebenarnya tidak ada bersama Tuhan melainkan saya sedang melawan kehendak Tuhan.”
Dalam bacaan hari ini kita dengar demikian,
“Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”
Yesus menyatakan misi-Nya untuk menghadirkan Kerajaan Allah.
Penyembuhan yang dilakukan-Nya menegaskan bahwa Kerajaan Allah telah datang untuk membebaskan manusia dari ikatan belenggu kuasa iblis.
Sebab hadirnya Kerajaan Allah bukan dari perkataan, tetapi dari kuasa; dan kuasa Allah jelas tak dapat berkompromi dengan setan.
Maka melawan setan harus dilakukan dengan tuntas mulai dari diri sendiri.
Kita harus mengakui Kristus, Tuhan dan Juru Selamat, pilihan kita haruslah tetap dan terus bersekutu dengan Allah dan kuasa-Nya yang menyelamatkan sepanjang hidup kita.
Dia yang jauh lebih kuat daripada iblis akan menjaga diri kita, di mana pun kita berada.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku yakin akan kuasa Tuhan yang menjagaku dari kuasa kegelapan?