Selasa, 29 Maret 2022
- Yeh. 47:1-9.12.
- Mzm: 46:2-3.5-6.8-9.
- Yoh. 5:1-16
BAGI setiap orang, selalu ada tuntutan yang unik, yang pas dan khas sesuai konteks kehidupan masing-masing untuk dapat menemukan kehidupan dan masa depan yang baru.
Ada bagian hidup yang menjadi pergulatan pribadi tanpa seorang pun tahu hingga sampai pada sebuah keputusan dan tindakan yang harus dilakukannya agar terjadi perubahan.
Selain rahmat Tuhan yang dicurahkan kepada kita, ada bagian yang harus kita perjuangkan demi masa depan yang baru.
“Tidak ada yang perlu saya sesali, semua ini jalan hidup yang Tuhan kehendaki untuk saya telurusi,” kata seorang bapak.
“Ujian hidup saya terima, ketika beberapa bulan setelah pernikahan, isteriku mengalai kecelakaan. Akibatnya, ia menjadi sangat tergantung pada bantuan orang lain,” lanjutnya.
“Saya tidak tahu sampai kapan kondisi isteriku akan kembali pulih, karena kecelakaan yang sangat berat itu telah membuat dia patah tulang kaki dan juga kehilangan memory,” sambung bapak itu.
“Dalam kondsi seperti itulah saya mendapat pelajaran mengasihi dengan tulus hati pada pasangan, untuk setia dalam untung dan malang, baik sakit maupun dalam keadaan sehat,” kata bapak itu.
“Mencintai itu ada di saat orang yang kita cintai memerlukan kehadiran dan pertolongan kita,” katanya lagi.
“Hampir tiga tahun, kami berjalan dalam ketidakpastian, hingga suatu hari tiba-tiba memory isteriku berangsur-angsur kembali,” ujarnya.
“Kesembuhan isteriku adalah murni belas kasih serta kemurahan Tuhan pada kami. Saya sungguh percaya ketika kita sabar, tekun dan melakukan tanggung jawab dengan baik, Tuhan akan datang dan memberikan berkat-Nya,” ujarnya lagi.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
“Jawab orang sakit itu kepada-Nya: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.”
Kata Yesus kepadanya: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.”
Kedatangan Yesus ke dekat kolam Bethesda itu memperlihatkan Allah yang selalu berinisiatif untuk memberikan kesembuhan kepada mereka yang sakit dan pengampunan kepada mereka yang berdosa.
Ketika orang yang sakit itu menyampaikan alasan kenapa ia tidak masuk ke kolam itu, Yesus tidak membiarkannya diam saja di tempat tetapi menolongnya dan orang itu sembuh.
Satu hal penting yang tidak boleh dilupakan dari kisah Injil hari ini adalah pesan Yesus kepada orang itu, ”Engkau telah sembuh, jangan berbuat dosa lagi supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk”.
Maukah engkau sembuh?” demikian pertanyaan Yesus kepada orang yang sudah sakit selama tiga puluh delapan tahun.
Bagaimana dengan diriku?
Karena pertanyaan yang sama juga ditujukan-Nya kepada kita, maukah engkau sembuh?