Dalam Injil Minggu Biasa XII tahun B dirayakan kelahiran Yohanes (Luk 1:57-66 dan 80). Yohanes Pembaptis dikenal sebagai tokoh yang mengakhiri zaman Perjanjian Lama dan mengantar zaman Perjanjian Baru. Injil Lukas menceritakan bagaimana kelahiran tokoh ini diberitakan oleh Malaikat Gabriel kepada Zakharia, ayahnya, ketika ia sedang bertugas mempersembahkan korban di Bait Allah (Luk 1:5-17). Dan Gabriel juga menyebut nama anak itu: Yohanes.
Namun Zakharia merasa dirinya sudah tua dan istrinya, Elizabet juga sudah lanjut usia. Tapi Malaikat tetap menegaskan bahwa kabar baik bagi Zakharia. Dan Zakharia sendiri dikatakan akan tak dapat berkata-kata hingga semuanya terjadi karena ia kurang percaya (ayat 18-20). Orang banyak pun menyadari bahwa terjadi penglihatan kepada Zakharia di dalam Bait. Dan istrinya pun mengandung dan menerima ini sebagai perbuatan Tuhan baginya menghapus aibnya (ayat 24-25). Dalam Injil Minggu ini dikisahkan kelahiran Yohanes sendiri (Luk 1:57-66 dan 80).
Ketika saatnya Elizabet melahirkan, datanglah tetangga dan sanak saudaranya untuk merayakan kelahiran sang anak. Pada hari ke delapan, seperti adat waktu itu, ada upacara sunatan dan pemberian nama. Orang-orang menghendaki agar anak itu diberi nama seperti ayahnya, yakni Zakharia.
Tapi Elizabet mengatakan, anak itu harus dinamai Yohanes. Mereka pun heran karena nama itu tak pernah ada dalam keluarga besar. Ketika mereka bertanya ke Zakharia, maka ditulisnyalah, “Namanya adalah Yohanes”. Orang-orang heran, dan saat itu juga Zakharia mampu berkata-kata lagi. Ia pun memuji kebesaran Tuhan (Luk 1:57-64).
Peristiwa ini menggentarkan hati banyak orang dan menjadi buah pembicaraan. Mereka bertanya-tanya dalam hati, “Menjadi apakah anak ini?” Orang sadar bahwa kejadian ini dijalankan Tuhan sendiri (ayat 65-66).
Tuhan merahimi
Nama bagi anak yang diberitahukan Malaikat Gabriel kepada Zakharia, yakni Yohanes, berati “Tuhan merahimi”. Nama ayahnya ialah Zakharia, artinya, “Tuhan ingat”. Orang banyak mengira nama terbaik bagi anak itu ialah “Tuhan ingat”, seperti nama ayahnya. Juga karena Tuhan telah mengingat Elizabet dan Zakharia yang telah lama tidak memiliki keturunan tapi sekarang telah mendapatkannya. Tapi itu tidak cukup. Sang anak mesti dinamai “Tuhan merahimi”! Begitulah yang diberitahukan oleh Malaikat Gabriel sendiri.
Dan memang kelahiran Yohanes menandai perbuatan besar Tuhan yang kini merahimi umat-Nya. Nanti akan jelas Yohanes mengajak orang banyak untuk bertobat dan menantikan kedatangan sang Mesias yang bakal dikirim Tuhan sendiri. Dan akan banyak orang yang datang minta dibaptis oleh Yohanes. Begitulah kehidupannya mulai menjadi pertanda bahwa Tuhan merahimi umat-Nya. Tuhan mengajak umat-Nya untuk beralih pendapat dan menantikan sang Penyelamat sejati.
Dalam Luk 1:80 disebutkan bahwa Yohanes bertambah besar dan makin kuat rohnya. Ia tinggal di padang gurun sampai saatnya ketika harus menampakkan diri kepada umat. Tidak diberitakan dalam Injil apa yang terjadi pada Yohanes di padang gurun. Namun kita dapat menduga. Lukas memberi kuncinya: “makin kuat rohnya”.
Roh yang ada dalam diri Yohanes yang makin kuat ini kiranya yang membawanya ke padang gurun. Di situ ia mengalami hadirnya roh yang semakin nyata, semakin jernih karena tidak tercampur dengan macam-macam kebisingan di dunia ramai. Maklum bagi orang zaman itu padang gurun ialah tempat kesunyian, tempat menyepi. Di situlah Yohanes semakin mendapatkan kekuatan untuk menyampaikan warta kerahiman Tuhan bagi umat-Nya.
Setelah kisah pemberitahuan mengenai kelahiran Yohanes Pembaptis, Injil Lukas beralih mengisahkan pemberitahuan kelahiran Yesus kepada Maria (Luk 1:26-38). Juga kelahiran Yesus dikisahkan setelah kelahiran Yohanes Pembaptis (Luk 2). Kemudian Lukas mengisahkan tampilnya Yohanes Pembaptis hingga datangnya Yesus kepada dia untuk dibaptis (Luk 3).
Begitulah kisah kehidupan Yohanes Pembaptis terjalin dalam kisah kehidupan Yesus sendiri. Yohanes Pembaptis tokoh terakhir dari dunia Perjanjian Lama yang juga menjadi tokoh pertama dalam Perjanjian Baru. Ia menjadi jembatan yang menghubungkan dua tindakan besar Tuhan: membangun umat-Nya dan merahiminya dengan mengirim Penyelamat. Kehidupan Yohanes sendiri mempersaksikan kenyataan ini.