LUAR biasa.Demikian ungkapan sambutan Bpk. Altril Rayendra S.Tr sebagai Direktur Akademi Maritim Nasional (AMN) Cilacap kepada seluruh pelayat yang hadir di Pendopo Pemakaman Katolik Kaliori, Kamis tanggal 9 Mei 2022 kemarin. Tepat pukul 10.00 WIB.
Ada tujuh kali kata “luar biasa” disebut dalam pidato sambutan Pak Altril. Pantas “luar biasa” menjadi intisari keseluruhan rangkaian perjalanan akhir almarhum Albertus Trias Dwi Nugroho di Kolumbarium Kaliori.
“Luar biasa” hidup Trias. Itulah yang bisa saya katakan. Ungkapan yang tulus dari saya pribadi dan seluruh civitas academica AMN, YPPK Cilacap.
Semua yang hadir di sini hendaknya menjadi kekuatan, peneguhan, dan penghiburan,” ungkap Altril Rayendra secara khusus menyapa isteri Ny. Sri dan Ovy, puterinya.
Banyak hal luar biasa lainnya
Diantar Romo Rektor Seminari OMI
Pukul 05.00 WIB subuh, Ny. Sri, isteri almarhum Trias, membawa guci berisi abu jenasah suaminya. Didampingi Ovy, puteri semata wayang.
Mobil Seminari Tinggi OMI “Wisma de Mazenod” Condong Catur yang dikemudikan oleh Romo Romo A. Widiatmoko OMI meluncur dari Yogya ke Kaliori, Banyumas. Luar biasa pelayanan Seminari OMI terhadap keluarga Trias, sampai rektor seminari sendiri bersedia menjadi sopir.
Penyambutan secara militer
Tiba di depan Pendopo Pemakaman Katolik Kaliori. Tim Pedang Pora terdiri dari para mahasiswa Akademi Maritim Nusantara (AMN) Cilacap sudah menyambut secara “militer”. Pemandangan langka ini sungguh terjadi dalam acara pemakaman. Kemudian, Ny. Sri dan Ovy meletakkan abu jenazah Trias di depan altar.
Luar biasa. Siapakah Albertus Trias Dwi Nugroho sehingga mendapat penyambutan ala “militer”?
Almarhum Albertus Trias adalah Direktur AMN (2018-2020) dan Sekretaris YPPK (Yayasan Pembina Pendidikan Kemaritiman) sejak tahun 2021.
Setelah pensiun dari Grup Kompas-Gramedia, Trias mengabdikan diri di Yayasan Maritim dan YSBS di Cilacap selama empat tahun sampai akhir hidupnya. Maka perhatian dan penghormatan dari pihak AMN dan YSBS (Yayasan Sosial Bina Sejahtera) juga luar biasa.
Perayaan Ekaristi di Pendopo
Luar biasa. Ada 100-an umat dari Klaten, Yogya, Jakarta, Cilacap, Banyumas yang mengikuti perayaan Ekaristi di Pendopo. “Berbahagialah mereka yang berdukacita, karena akan dihibur.”
Inilah kata-kata Yesus yang ditekankan Romo Carolus OMI sebagai selebran utama.
Yang ikut konselebrasi adalah Romo Damianus OMI, Romo A. Widiatmoko OMI, Romo Reynold OMI, Romo Wahyu OMI, dan Romo Nico OMI.
Luar biasa misa konselebrasi secara khusus ini dalam mengantar Albertus Trias Dwi Nugroho untuk menikmati perjamuan abadi di surga.
Melewati barisan Tim Pedang Pora
Setelah Perayaan Ekaristi dan pemberkatan abu, guci berisi abu jenazah Trias dibawa menuju ke kolumbarium. Di halaman depan Musoleum (makam uskup dan para imam) tim Pedang Pora AMN sudah membentuk formasi barisan penyambutan dengan pedang.
Ny. Sri membawa guci berisi abu jenazah Trias, suaminya tercinta. Ovy, puterinya membawa salib, didampingi dua mahasiswi AMN. Mereka pelan-pelan “menembus” barisan Tim Pedang Pora dengan anggun dan khidmat. Luar biasa perarakan ini melukiskan seakan mengungkapan Trias disambut balatentara surgawi.
Luar biasa dan indah sekali kejadian yang langka di depan musoleum.
Makna perarakan di depan musoleum
Perarakan berhenti sejenak di depan makam uskup dan para imam. Sejumlah imam dan Uskup Mgr. Paskalis Harjo Sumarto MSC telah berbahagia di surga. Kini, mereka ikut menyambut kedatangan Trias. Hal ini melukiskan bahwa perjumpaan umatnya dengan para gembala setelah kematian terjadi dalam kebahagiaan abadi bersama Allah Bapa di surga.
Tentu hal ini meneguhkan iman kepercayaan kita akan persekutuan Para Kudus dan kebangkitan badan, kehidupan kekal.
Memang luar biasa tim Pedang Pora ini melaksanakan tugas penghormatan dengan disiplin tinggi. Perarakan pembawa guci abu jenazah sampai mendapat pengawalan dalam barisan kebesaran ala militer oleh Tim Pedang Pora AMN, sampai memasuki pintu gerbang Kolumbarium.
Kidung Simeon menutup rangkaian prosesi
Romo Damianus OMI memimpin upacara perabuan Trias di Kolumbarium Santa Lucia dan mengakhir rangkaian prosesi dengan melantunkan Kidung Simeon.
“Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” (Luk 2:29-32)
Setiap malam di seluruh dunia, para imam, biarawan dan biarawati memanjatkan doa Kidung Simeon ini sebelum pergi tidur.
Simeon adalah orang benar dan saleh. Melalui doanya, ia berkata dirinya telah melaksanakan tugas yang diberikan Tuhan kepadanya. Dan setelah ia melihat janji keselamatan Israel digenapi, ia tahu saatnya dia harus berpulang.
Dengan doa yang sudah dipanjatkan sejak dahulu ini, hamba-hamba Allah ini mempersembahkan karya mereka hari itu kepada Allah, karena mereka mengingat bahwa mereka juga membawa kesaksian akan rencana keselamatan Allah yang dilakukan di antara banyak peristiwa, orang, dan situasi dalam kehidupan sehari-hari.
“Luar biasa Trias alias Dinuk, orang Sikenong dari Klaten. Kau adalah orang baik dan saleh. Rangkaian hidupmu sudah selesai dengan sempurna dan indah.
Inilah kesaksian hidup sebagai orang beriman. Pulanglah di rumahmu yang baru dan tetaplah menjadi pendoa dan pendamping Sri, isterimu dan Ovy puterimu semata wayang.”
Demikian itu ungkapan Liem Tjay, teman aktivis podium di Seminari Mertoyudan; juga teman di Seminari OMI dan teman dolan di seputaran Klaten.
Tepian Sungai Serayu
Banyumas, 10 Mei 2022
Nico Belawing Setiawan OMI