Marah

0
265 views
Ilustrasi - Berpergian (Ist)

Renungan Harian
Rabu, 08 Juni 2022
Bacaan I: 1Raj. 18: 20-39
Injil: Mat. 5: 17-19
 
SEORANG teman yang bekerja di sebuah perusahaan bercerita bagaimana sulitnya mengubah sesuatu yang sudah lama berlangsung. istilah dia, sudah membudaya; meskipun itu salah.
 
Suatu ketika diawal dia bekerja ada seorang karyawan yang mengajukan biaya perjalanan dinas. Karyawan itu mengajukan sejumlah uang yang menurut teman saya terlalu besar untuk perjalanan dinas ke kota itu.

Maka dia meminta agar ada rincian kebutuhan, supaya tahu kebutuhan karyawan itu. Karyawan itu marah dengan mengatakan bahwa selama ini sudah bertahun-tahun dia bekerja dan mengadakan perjalanan dinas tidak pernah diminta rincian kebutuhan, berapa pun yang diminta akan dipenuhi karena ini untuk kepentingan perusahaan.

Dengan berbagai argumen dan perdebatan yang panjang akhirnya karyawan itu setuju untuk membuat rincian kebutuhan perjalanan dinasnya.
 
Saat karyawan itu memberi rincian kebutuhan perjalanan dinas, teman saya terkejut. Dalam rincian kebutuhan perjalanan dinas tidak hanya mengajukan anggaran biaya perjalanan dan akomodasi, tetapi juga biaya perjalanan mengunjungi saudara-saudaranya di tempat lain dan juga biaya oleh-oleh untuk saudara-saudaranya.

Teman saya menjelaskan bahwa biaya perjalanan dinas itu meliputi biaya perjalan dari tempat ke tempat pertemuan dan biaya akomodasi. tidak ada biaya untuk perjalanan ke tempat-tempat lain, apalagi untuk beli oleh-oleh. 

Karyawan itu amat marah dan mengatakan bahwa orang baru membuat aturan baru, dan aturan baru itu merusak tatanan yang sudah ada.

Dia mengatakan bahwa sebagai orang baru harus belajar aturan-aturan yang sudah ada dan jangan pernah membuat aturan baru semau-maunya.

Teman saya menunjukan peraturan yang ada berikut petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknisnya.

Tetapi karyawan itu tetap tidak mau terima karena selama ini dia bisa mendapatkan biaya sebagaimana yang diminta.
 
Teman saya bercerita butuh waktu amat panjang untuk menjelaskan dan membuat semua karyawan mengerti aturan-aturan yang sesungguhnya berlaku.

Selama ini, ada banyak hal “menyimpang” karena penafsiran-penafsiran yang dibuat oleh  pejabat sebelumnya.

Entah alasannya apa tetapi diduga hal itu dibuat demi keuntungan pribadi pejabat sebelumnya.
 
Kiranya pengalaman teman saya ini seperti apa  yang terjadi dengan konflik Yesus dengan orang-orang Yahudi berkaitan dengan hukum taurat sebagaimana diwartakan dalam bacaan injil hari ini.

Yesus dianggap merubah bahkan meniadakan Hukum Taurat padahal Yesus mau mengembalikan marwah hukum taurat sebagai hukum yang berdasarkan atas kasih.

“Janganlah kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan Hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here