Di Balik Keheningan

0
234 views
Ilustrasi: Keheningan adalah Sahabat Sejati yang tidak Pernah Berkhianat by Sr Ludovika OSA

RATU Isebel yang membawa dewa Baal ke Israel geram mendengar pembunuhan 450 nabi-nabinya oleh nabi Elia. Dia mengancam akan membuatnya senasib dengan mereka (1 Raj 19: 2).

Maka, dia melarikan diri hingga tiba di Gunung Horeb (1 Raj 19: 3.8). Dia bersembunyi dalam gua.

Kitab 1 Raja 19: 9a.11-16 mengisahkan tentang Nabi Elia yang bersembunyi; ketakutan. Pada saat itulah Tuhan lewat.

Ada angin kencang membelah batu-batu, tetapi Tuhan tidak ada di sana (1 Raj 19: 11). Juga ada gempa dan api, namun Tuhan di sana pun Tuhan tidak ada (1 Raj 19: 12).

Sesudah itu, datanglah angin sepoi-sepoi basa. “Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu.” (1 Raj 19: 13). Tuhan berada di balik keheningan.

Tuhan pun bertanya kepadanya, “Apakah kerjamu di sini Elia?” (1 Raj 19: 13) Dan dia menjawab, “Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang-orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku.” (1 Raj 19: 14)

Tampaknya, sang nabi frustrasi.

Namun, Tuhan meneguhkan dia dan menyuruhnya kembali ke jalannya (1 Raj 19: 15). Artinya, dia harus keluar dari persembunyiannya dan melanjutkan tugas kenabiannya.

Nabi Elia, tokoh besar dalam Perjanjian Lama itu diuji imannya. Tatkala mengandalkan kekuatannya sendiri, dia mengalami frustrasi dan ketakutan.

Namun, ketika dia mendengarkan dan mengandalkan Tuhan, dia menemukan kekuatannya kembali.

Jumat, 10 Juni 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here