DALAM pengajaran-Nya tentang doa, Yesus berpesan agar orang berdoa tidak dengan bertele-tele alias banyak kata (Mat 6: 7). Alasannya, karena Bapa yang di surga telah mengetahui yang manusia butuhkan. (Mat 6: 8).
Kalau Bapa sudah tahu, masihkah orang perlu berdoa? Tentu, orang masih tetap perlu mendoakan doa-doa yang lain. Bukankah Yesus berdoa untuk para murid-Nya (Yoh 17)?
Di taman Getsemani, Dia juga berdoa. (Mat 26: 39).
Dengan mengajarkan doa Bapa Kami, Yesus menegaskan bahwa doa itu pertama-tama mesti berpusat pada Tuhan. Baru setelah itu orang memohon hal material seperti rezeki sehari-hari (Mat 6: 11) dan kebutuhan spiritual seperti pengampunan dosa dan bebas dari pencobaan. (Mat 6: 12. 13).
Bapa Kami
Bagian pertama doa Bapa Kami berbicara tentang tiga hal terpenting.
Pertama, nama Tuhan dimuliakan. Artinya, menempatkan Tuhan sebagai paling utama dengan menyediakan ruang batin yang suci dan murni bagi-Nya.
Kedua, datanglah kerajaan-Mu. Dengan kehadiran Yesus, Kerajaan itu sudah hadir di dunia. Namun Kerajaan-Nya itu harus dihadirkan dalam hati setiap orang. Artinya, orang diajak percaya kepada Yesus.
Ketiga, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga. Tuhan berada di mana-mana dan menguasai semuanya. Biarlah dengan kuasa-Nya Tuhan yang membuat kehidupan di bumi ini terasa bagai di surga.
Bukankah surga atau kebahagiaan abadi itu yang dicita-citakan manusia?
Kebahagiaan itu dirasakan bukan ketika yang diminta dipenuhi, melainkan saat nama Tuhan dimuliakan, kerajaan-Nya sungguh dirasakan, dan kehendak-Nya terwujud di dunia ini.
Itulah tiga hal utama yang menjadi prioritas doa kita.
Kamis, 16 Juni 2022