Berat Menghadapi Suami yang Sulit

0
414 views
Ilustrasi: Konflik antara suami-isteri dalam keluarga muda. (Ist)

Jumat, 8 Juli 2022

  • Hos. 14:2-10.
  • Mzm. 51:3-4,8-9,12-13,14,17.
  • Mat. 10:16-23.

TUHAN tidak pernah sembunyi-sembunyi memperlihatkan situasi yang bakal kita hadapi jika kita mengikuti-Nya.

Dia selalu jujur memberitahukan apa yang ada di depan. Ada bahaya yang senantiasa menghadang setiap orang yang menuruti perintah Tuhan.

Menjawab “ya” pada panggilan Tuhan bukan berarti bebas dari perjumpaan dengan banyak tantangan dan rintangan bahkan dengan orang-orang yang membawa banyak kesulitan dalam hidup kita

Seorang sahabat menceritakan tentang pergulatannya menjaga keutuhan rumahtangganya.

Hubungan suaminya dengan keluarga besarnya sangat pelik dan menguras seluruh pikiran dan tenaganya.

Suaminya memaksa dia dan kedua anaknya untuk putus hubungan dengan orang tua dan saudara-saudaranya.

Permasalahan ini dipicu oleh kekecewaan suaminya yang ditolak, ketika dia ingin menggunakan sertifikat rumah mertuanya untuk agunan di bank.

Padahal sejak sebelum menikah, dia sekeluarga selalu ditopang oleh mertuanya; Bahkan ketika dia perlu rumah dan kendaraan, orangtuanya mendukung dan ikut membiayai.

Sikap suaminya sudah sangat terlalu, tetapi setiap kali diingatkan malah marah dan mengancam untuk berpisah.

Ketika adiknya di rumah sakit, si suami itu mengancam kalau kamu kunjungi adikmu, lebih baik kamu keluar dari rumah ini atau aku yang keluar dari rumah ini.

“Saya sekarang berjuang sekuat tenaga mempertahankan keluargaku, demi anak-anakku.

Setiap hari saya berdoa, Tuhan berkenan menyadarkan suamiku. Dan semoga orangtuaku dan saudara-saudaraku memaafkan kami sekeluarga.

Saya selalu percaya pada Tuhan bahwa seberat apa pun masalah yang saya hadapi Tuhan akan menjaga dan menuntunku.

Roh Kudus Alllah seakan selalu menyertaiku hingga kadang ada perjumpaan yang tak terduga aku dengan orang tua dan saudaraku.

Ketika saya mengantar anak ke toko buku, kami berjumpa dengan ayah dan ibuku. Dan betapa bahagianya hatiku dan anakku bisa memeluk ayah dan ibuku.”

Bapak dan ibu selalu menasehatiku, jangan pernah menyesali pernikahanmu.

Mungkin saat ini, kamu merasakan kekecewaan dan dibuat tidak nyaman bahkan muncul banyak kesulitan karena suamimu.

Jangan biarkan benih pesimis, putus asa dan kepahitan itu bertumbuh dan berkembang.

Karena bagaimanapun suamimu itu telah mengajarkan arti kedewasaan dalam dirimu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian.

“Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.

Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya.”

Di tengah-tengah dunia yang penuh dengan aneka ambisi, amarah, dan nafsu yang ganas, kita selalu dibimbing Roh Kudus untuk mampu mengatasi situasi tersebut.

Kita dipanggil untuk datang kepada Yesus dengan tulus, jauh dari kesombongan maupun kepura-puraan, tetapi sungguh menaruh percaya kepada-Nya.

Secara manusiawi, menghadapi buasnya dunia, kita harus cerdik, panjang akal, terampil cari solusi dan tidak mudah putus asa.

Selain itu kita mesti tulus dalam melaksanakan tugas-tugas kita. Ketulusan tidak jarang merupakan sumber kebahagiaan yang murni, karena Tuhan selalu menyertai.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku bisa bersikap bijak atas kerumitan hidup yang aku hadapi?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here