Pelita Hati: 30.07.2022 – Antara Sumpah, Sakit Hati dan Dengki

0
579 views

Bacaan: Yeremia 26:11-16.24, Matius 14:1-12

Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya. Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: “Tidak halal engkau mengambil Herodias!”  Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi.  Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: “Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam.” Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara dan kepala Yohanes itu pun dibawa orang di sebuah talam, lalu diberikan kepada gadis itu dan ia membawanya kepada ibunya. (Mat. 14:3-11)

Sahabat pelita hati,

TERMAKAN sumpah oleh kata-kata nya sendiri. Itulah yang terjadi dengan Herodes, seorang raja yang pada akhirnya menghantarkan Yohanes Pembaptis kepada kematiannya. Kisah terbunuhnya Yohanes Pembaptis secara keji dengan dipenggal kepalanya menyisakan sebuah pesan bahwa sakit hati yang tak terkendali bisa menimbulkan tindakan angkara murka yang membabi buta. Itulah kolaborasi hati antara Herodes dan Herodias yang memendam dendam atas teguran Yohanes Pembaptis. Dengan memanfaatkan puterinya Herodias menggunakan akal liciknya sehingga Yohanes Pembaptis dipenggal kepalanya.

Sahabat terkasih,

Ada dua pesan keutamaan yang kita temukan dari kisah ini,

Pertama, hendaknya kita lebih bijak dan dewasa dalam bersikap terhadap kritikan atau teguran yang kita terima. Sejatinya teguran Yohanes kepada Herodes adalah sebuah masukan agar dapat mengemban tugas sebagai seorang raja yang bijak dan bersih, tak dikotori oleh perbuatan yang melawan moral asusila. Namun Herodes gagal paham atas niat baik Yohanes justru amarah yang dikedepankan.

Kedua, Yohanes adalah tipikal seorang nabi yang konsekuen mewartakan kebenaran. Sebagai perpanjangan mulut Allah Ia berani mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Inilah integritas kenabiannya. Semoga kita mampu meneladan keteguhan dan keberaniannya dalam mewartakan dan memperjuangkan kebenaran Tuhan, tentu menggunakan bahasa kasih dan kelembutan. Tetap semangat dan berkah Dalem.

Virus Corona belumlah aman,
prokes harus tetap diperhatikan.
Jadilah murid-murid Tuhan,
yang setia mewartakan kebaikan.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem**Rm.Istata

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here