Bacaan: Nahum 1:15; 2:2; 3:1-3,6-7;Matius 16:24-28
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya.”
Sahabat pelita hati,
ADA dua (2) prasarat utama yang harus dipenuhi para murid Kristus, yaitu menyangkal diri dan memikul salib. Menyangkal diri berarti mengabaikan keinginan maupun kesenangan diri. Secara lebih tegas mengekang egoisme dan keinginan diri demi mengutamakan Allah atau menempatkan Allah lebih utama dalam diri sendiri. Tidak menjadikan dirinya sebagai pusat tetapi Allah atau sesama yang harus diutamakan. Tak bertindak sekehendak hati tetapi siap melakukan sesuatu atau bahkan berkorban demi orang banyak. Sikap inilah yang dihidupi Yesus sepanjang hidupnya dan diteladani para martir atau para kudus yang mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan.
Sahabat terkasih,
Memikul salib berarti rela memikul perjuangan dan kesulitan hidup bahkan derita sebagaimana Yesus yang memikul salib-Nya sendiri menuju puncak Golgota. Inilah jalan Tuhan yakni jalan salib yang harus diikuti dan ditapaki oleh para pengikut-Nya tak terkecuali kita yang hidup di zaman ini. Maka marilah kita bertanya diri: apakah aku telah berusaha sekuat tenaga mengekang kepentingan diri demi kepentingan sesama atau masih cenderung bersikap egois, yakni memikirkan kepentingan dan kesenangan diri? Apakah kita tetap setia menjadi pengikut Kristus walau harus banyak menanggung perjuangan dan kesulitan atau lebih senang mengorbankan Tuhan dan kepentingan Gereja? Semoga kita mampu menjadi murid Yesus yang berani berkorban demi menegakkan iman dan cinta kita kepada Tuhan dan sesama. Berkah Dalem.
Di sini Matoa di sana Duku, keduanya manis rasanya. Setiap orang yang mengikut Aku, harus menyangkal diri dan memikul salibnya.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)