Pelita Hati: 06.08.2022 – Jangan Tidur, Harus Setia

0
736 views

Bacaan: Dan. 7:9-10,13-14 atau 2Ptr. 1:16-19, Lukas 9:28-36

Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.” (Luk.9:28-35)

Sahabat pelita hati,

HARI ini Gereja merayakan pesta  Yesus menampakkan kemuliaan-Nya. Pelita sabda yang kita renungkan hari ini berkisah tentang  kisah Transfigurasi atau Yesus dimuliakan di atas gunung. Yang khas dalam tulisan Lukas adalah Petrus dan teman-temannya diceritakan “tertidur” saat peristiwa ini terjadi. Dengan demikian mereka tidak mengetahui apa yang dibicarakan oleh Yesus, Musa dan Elia tentang kelanjutan perutusan-Nya menuju Yerusalem tempat sengsara dan wafat-Nya. Sementara Petrus berkeingan untuk tetap tinggal di atas gunung dan membangun kemah.

Sahabat terkasih,

Peristiwa tertidurnya Petrus dan kawan-kawannya menggambarkan bahwa mereka kurang setia dan tak memiliki jiwa bermatiraga. Mereka mudah kalah dengan tantangan dan putus asa dengan kesulitan. Peristiwa pemuliaan di gunung (Tabor) ini juga menegaskan  dua pesan keutamaan: 

Pertama, Yesus  sungguh anak Allah yang dikasihi Bapa dan

Kedua, perintah kepada para murid agar mendegarkan Dia.  “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” (ay.5) Perintah yang sama tertuju kepada kita di zaman ini agar selalu mendengarkan Tuhan melalui sabda kudus-Nya dan peristiwa hidup sehari-hari. Mendengarkan tidak sekedar menggunakan telinga tetapi melibatkan kehendak, budi dan hati serta ditindaklanjuti dengan tindakan nyata.  Semoga pelita sabda-Nya yang kita renungkan di hari ini semakin meneguhkan kita dalam melanjutkan hidup dan panggilan kita.masing-masing. Berkah Dalem.

Di sana laut di sini laut,
di tengah-tengah ada pulaunya.
Tak usah bimbang apalagi Takut,
jika kita ada bersama-Nya.
Sahabat-sahabatku selamat pagi,
tetaplah semangat, tekun dan setia.
Inilah Anak-Ku yang Kukasihi,
dengarkankah Dia.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem**Rm.Istata

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here