In Memoriam Mgr. Hubertus Leteng: Bahagia Bisa Cuti Pulang ke Ruteng (2)

0
890 views
Misa requiem untuk Mgr. Hubertus Leteng di Gereja Katedral Santo Petrus Bandung. Minggu petang tanggal 31 Juli 2022. (Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr)

SALAM hormat. Tentulah ada di antara kita yang merasa sedih dan kehilangan atas meninggalnya Mgr. Hubertus Leteng (1959-2022). Paling tidak bagi Romo Dwi dan Romo Narto yang pernah serumah.

Saya sendiri tidak sangat mengenal almarhum Mgr. Hubert secara pribadi.

Tapi di tahun 2017 silam, secara kebetulan saya sedang dalam perjalanan ke Ruteng di Flores, NTT. Untuk menghadiri pemberkatan salah satu stasi.

Karena tahu bahwa saat itu Uskup Keuskupan Bandung Mgr. Anton Subianto OSC juga sedang di Ruteng, maka saya segera mengontak Mg.r Anton. Dan akhirnya kami berjumpa dan ikut makan malam di suatu susteran dengan Mgr. Anton dan almarhum Mgr Hubert.

Esok paginya, saya dijemput Mgr. Hubert untuk bersama-sama pergi menuju stasi yang gerejanya akan diberkati. Setelah menjemput saya, kami mampir di susteran tempat Mgr. Anton OSC tengah menginap.

Saya melihat Mgr. Hubert saat itu memberikan surat ke Mgr. Anton yang di kemudian hari ternyata berisi surat pengunduran diri beliau sebagai prelatus Keuskupan Ruteng.

Jadilah hari itu, saya -imam diosesan Keuskupan Bandung- sampai menemani almarhum Mgr. Hubert yang tampak kelelahan tidur di jok belakang mobil dengan bantal seadanya.

Ada lebih dari 80 paroki dan entah berapa ratusan stasi di seluruh kawasan Keuskupan Ruteng yang harus dikunjungi beliau.

Tugas sebagai Uskup di Keuskupan Ruteng pastilah berat dan melelahkan. Apalagi, saat itu sedang ada masalah di Keuskupan Ruteng yang pasti juga menjadi beban bagi semua pihak di Ruteng.

Saat yang sama, Mgr. Anton Subianto OSC berjumpa dan berdialog dengan semua imam di Ruteng.

Segenap umat Katolik di Bandung menghadiri misa requiem mendoakan arwah Mgr. Hubertus Leteng di Gereja Katedral Santo Petrus Bandung, Minggu 31 Juli 2022. (Romo Ferry Sutrisna Widjaja Pr)

Undur diri

Tahun 2017 silam itu, akhirnya Mgr. Hubert memutuskan mengundurkan diri dari jabatan dan tanggungjawab sebagai prelatus Keuskupan Ruteng. Lalu, untuk selanjutnya, beliau memilih tinggal di wilayah pastoral Keuskupan Bandung bersama Romo Dwi.

Terjadi demikian atas kebaikan hati Mgr. Anton yang menyediakan Keuskupan Bandung menjadi rumah baru bagi almarhum Mgr. Hubertus Leteng.

Saat Natal 2017 silam, saya sempat ikut misa Malam Natal yang hanya dihadiri 12 orang saja. Dan Perayaan Ekaristi itudipimpin oleh Mgr. Hubert di Gudang Utara.

Mgr. Hubert juga pernah kami ajak mampir ke Eco Camp dan menikmati sesi bisa berendam air panas di Gracia Ciater. Beberapa kali, saya sempat ngobrol dengan beliau.

Saya masih ingat bagaimana atas kebaikan dan kebesaran hati Mgr. Anton OSC, almarhum Mgr. Hubert diterima dgn baik dalam pertemuan para imam Keuskupan Bandung dan UNIO Bandung serta diajak ikut misa pembukaan Denas ME di Lembang.

Mgr. Anton mengatakan sekarang di Bandung ada dua uskup. Dan, kata beliau, Mgr. Hubert nantinya akan bisa membantu Mgr. Anton.

RIP Mgr Hubertus Leteng (Dok. KWI)

Cuti pulang ke Ruteng

Mgr. Hubert akhirnya menjadi imam parokial di Paroki Garut yang cuacanya mirip-mirip dengan Ruteng yang dingin.

Tidak terasa sudah hampir empat tahun, almarhum Mgr. Hubert Leteng tinggal menetap di Paroki Garut bersama Romo Narto dan kemudian kembali dengan Romo Dwi.

Umat di Garut dan Sumedang senang menerima kehadiran Mgr. Hubert yang perangainya sangat pendiam, senang jalan kaki, dan berdoa.

Dan kalau kotbah, homilinya selalu diakhiri kisah Nasrudin yang lucu dan bijak.

Belum lama ini, Mgr. Hubert mendapat kesempatan untuk cuti dan pulang kampung dan berjumpa dengan keluarganya di Ruteng yang praktis sudah empat tahun tidak pernah bertemu.

Saya mendengar dari almarhum Mgr Hubert sendiri bahwa beliau merasa bahagia bisa pulang cuti dan kemudian juga berkesempatan berjumpa keluarga.

Pastilah empat tahun lebih bukan masa yang sebentar untuk berpisah dengan sanak kerabat dan keluarga.

RIP Mgr Hubertus Leteng (Keuskupan Bandung)

Pekan lalu, saya misa dan mengadakan talk show di Garut, tapi tidak bisa berjumpa Mgr. Hubert yang waktu itu sudah mulai dirawat di RS Borromeus. Beliau masuk RS, karena ada masalah dengan trombositnya.

Saya tadinya membayangkan akan ngobrol banyak dengan Mgr. Hubert selama saya berada di Garut.

Selamat jalan Mgr. Hubertus Leteng.

Semoga pengalaman di Keuskupan Bandung menjadi pengalaman yang membahagiakan dan membawa damai bagi monsinyur yang sekarang dipanggil Tuhan. Tugas Monsinyur di bumi sudah selesai.

Tidak ada manusia yang tidak punya kekurangan, kelemahan, atau pun kesalahan. Kita semua percaya akan Allah yang Maharahim dan berbelas kasih mengampuni dan menerima kita semua.

Requiescat in pace et vivat ad vitam aeternam Mgr. Hubertus Leteng (1 Januari 1959-31 Juli 2022).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here