Pelita Hati: 12.08.2022 – Bukan Lagi Dua tetapi Menjadi Satu

0
858 views

Bacaan: Yeh.16:1-15,60,63, Matius 19:3-12

Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: ”Apakah diper­bolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?” Jawab Yesus: ”Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Kata mereka kepada-Nya: ”Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?” Kata Yesus kepada mereka: ”Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.” (Mat.19:3-8)

Sahabat pelita hati,

JUDUL utama dalam Matius 19:3-12 adalah tentang perceraian. Namun kalau kita baca secara lengkap, Tuhan sedang mengajarkan tentang  kesetiaan. “Yang dipersatukan Allah tak dapat diceraikan oleh manusia.” Karenanya, butuh kesetiaan dan komitmen. Pengajaran Tuhan tentang perlunya kesetiaan dalam perkawinan ini diawali oleh pertanyaan para Farisi yang berniat mencobai Tuhan. Menurut para Farisi, mereka merujuk pada perintah Musa yang mengijinkan untuk menulis surat cerai. Jawaban Tuhan sangat tegas bahwa Allah tak menghendaki perceraian tetapi karena ketegaran hati orang-orang Yahudi maka Musa (kala itu) mengijinkannya. Artinya bukan karena kehendak Musa tetapi karena desakan orang-orang Yahudi yang tegar tengkuk.  Kemudian Tuhan menguraikan secara detil ajaran-Nya. Dengan demikian, Tuhan amat tegas menyatakan bahwa hanya kematianlah yang dapat memisahkan persekutuan hidup dalam.perkawinan. Karenanya, dibutuhkan kesetiaan dalam hidup perkawinan. Kesetiaan itu berbanding lurus dengan pengorbanan, sebab tidak ada kesetiaan tanpa pengorbanan. Jadi, kesetiaan adalah prasarat mutlak untuk menjaga komitmen itu.

Sahabat terkasih,

Pelita sabda Tuhan hari ini menegaskan kembali tentang nilai-nilai luhur perkawinan yang harus dihidupi oleh setiap orang beriman. Nilai-nilai luhur perkawinan itu harus tetap dijaga, yakni kesatuan cinta yang tidak terputuskan oleh siapa pun dan apa pun kecuali maut. ”Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu karena itu apa yang dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diputuskan oleh manusia”. Semoga Anda semua yang menghayati hidup dalam sakramen perkawinan diberi kekuatan  agar dapat menjaga dan menghidupinya dalam kesetiaan. Jika kita sungguh setia memelihara dan mengusahakannya, niscaya Tuhan akan menyempurnakannnya. Tetap semangat dan berkah Dalem.

Buruk rupa cermin dibelah,
bukanlah pantun tetapi peribahasa.
Yang telah dipersatukan Allah,
janganlah diceraikan oleh manusia.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem**Rm.Istata

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here