Bacaan 1: Yeh. 2:8 – 3:4
Injil: Mat. 18:1-5. 10. 12-14
Di dunia ini ada pemeritahan yang mengatur jalan kehidupan berbangsa atau bermasyarakat. Secara umum ada dua bentuk pemerintahan di dunia, yaitu Kerajaan dan Republik. Kerajaan dipimpin oleh seorang raja sedangkan republik biasanya dipimpin oleh presiden.
Raja dan presiden adalah orang terbesar dalam arti punya kekuasaan besar untuk mengatur jalannya pemerintahan.
Hari ini kita membaca, para murid memperbincangkan siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga.
Dalam alkitab sering kita baca istilah “Kerajaan Surga” dan “Kerajaan Allah”. Banyak umat yang kadang menyamaratakan kedua istilah ini, padahal ada perbedaan.
Oleh pengajaran Bapa Gereja, Kerajaan Allah dapat diartikan Yesus sendiri, yaitu Kerajaan Allah yang menjelma menjadi manusia. Kedua, Kerajaan Allah ada di hati manusia yang berdoa memohon kedatangan Kerajaan Allah itu. Dan ketiga Kerajaan Allah adalah “Gereja”, yang merupakan perwujudan Kerajaan Allah di dalam sejarah manusia
Sedangkan Kerajaan Surga adalah kepenuhan Kerajaan Allah di surga kelak, merupakan pemenuhan ketiga hal di atas sekaligus.
Oleh Tuhan Yesus diberikan empat syarat bagi siapa saja yang ingin menjadi warga Kerajaan surga:
- Pertobatan
- Menjadi seperti anak kecil (mengakui kelemahan, polos dan jujur)
- Merendahkan diri (tidak egois dan sebagainya)
- Menyambut setiap orang sama seperti menerima seorang anak kecil
Dalam tradisi Yahudi, anak kecil sering diremehkan atau dianggap mengganggu saja. Tidak mau menyambut sesama seperti menyambut seorang anak kecil bisa dimaknai adanya kesombongan dan menganggap orang lain lebih rendah.
Dalam sejarah pembuangan bangsa Yahudi, mereka sangat merasakan penderitaan di tanah pembuangan. Dalam kondisi demikian mereka merasa telah dilupakan oleh Allah.
Namun sejatinya, Allah senantiasa hadir dalam setiap kondisi apapun. Meski di tanah pembuangan, Allah tetap memanggil mereka untuk tetap setia kepada-Nya.
Pembuangan di Babel tidak menyingkirkan belas kasih Allah dan penghakiman-Nya. Allah mengutus Yehezkiel berbicara sebagai nabi kepada bangsa Israel, mengingatkan agar mereka tidak keras kepala dan memberontak kepada Allah. Namun berserah kepada-Nya dalam pemeliharaan Allah.
Pesan hari ini
Kerajaan Allah tidak berbicara tentang kekuatan terbesar dari manusia. Namun justru tentang pertobatan total, kejujuran serta menerima orang lain dengan tulus.
Allah tetap hadir dalam setiap situasi kehidupan manusia.
“Kasih Allah adalah kasih yang paling kuat yang pernah ada.”