Baptis

0
170 views
Ilustrasi; Menerima Sakramen Baptis. (Ist)

Renungan Harian
Selasa, 16 Agustus 2022 
Bacaan I: Yeh. 28: 1-10
Injil: Mat. 19: 23-30
 
“PASTOR, saya mau dibaptis. boleh tahu syaratnya apa dan berapa biayanya?” tanya seorang bapak ketika bertamu.

“Bapak syaratnya adalah niat yang sungguh, tidak ada tekanan. artinya kehendak bebas bapak sendiri dan ikut pelajaran selama SATU tahun. Mengenai biaya, tidak ada biaya apa pun,” jawab saya.

“Maaf pastor, kalau saya tidak ikut pelajaran dan pekan depan dibaptis apakah bisa? Soal biaya, saya tidak masalah, berapa pun atau saya harus menyumbang apa pun saya sanggup,” jawabnya.

“Maaf pak, ini bukan soal biaya dan juga bukan soal sumbangan. Tetapi pelajaran itu penting karena itu menjadi masa untuk mengenal dan juga untuk mengecek diri apakah sungguh bapak ingin dibaptis dan bisa menghidupi cara hidup yang baru atau tidak.”
 
“Pastor maaf, saya tidak punya banyak waktu, jadi tidak mungkin saya ikut pelajaran. Udahlah pastor, saya minta kebijakan pastor agar saya pekan depan dapat dibaptis. Saya akan menyumbang berapa pun dan apa pun yang pastor minta.”

“Pak, maaf sekali lagi ini bukan soal uang atau sumbangan, tetapi soal kehidupan iman maka tidak ada jalan pintas dan juga tidak ada pintu belakang. Bapak kalau betul-betul niat, maka bapak ikuti proses yang ada. Kalau betul bapak amat sibuk, mari kita bicarakan caranya. Tetapi tetap tidak bisa dengan jalan pintas.”
 
“Pastor, saya sudah pernah ziarah ke Lourdes, Fatima, Yerusalem dan bahkan sudah beberapa kali saya ke Vatikan jadi soal niat seharusnya tidak diragukan lagi. Bahkan mungkin pastor belum pernah ke tempat-tempat itu.”

“Pak, bapak pernah ziarah ke tempat-tempat itu sesuatu yang luar biasa; akan tetapi soal baptis hal yang berbeda.”

Bapak itu menjadi agak marah. “Pastor ini sombong dan tidak mau melayani. Saya akan cari pastor lain yang pasti mau membantu.”

“Silahkan Pak. Maaf saya tidak bisa membantu.”
 
Setelah bapak itu pergi, saya bertanya dalam hati.

“Sebenarnya siapa yang sombong? Orang kalau kelebihan uang, sehingga berpikir segala sesuatu bisa dia beli dengan uangnya, termasuk iman.”

Kiranya kritik Yesus terhadap orang kaya sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Matius adalah sikap orang yang merasa bahwa keselamatan kekal bisa dibeli atau diusahakan dengan hartanya.

“Sungguh, sukar sekali bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here