Membersihkan Hati, Memperbaiki Perilaku

0
300 views
Pencitraan

Bacaan 1: 2Tes:1-3a. 13b-17

Injil: Mat 23:23-26

Di saat-saat tahun politik sedang memanas, misal pemilihan presiden maka banyak tokoh melakukan pencitraan diri. Pencitraan memang sangat popular di dunia politik atau seni.

Pencitraan merupakan sebuah usaha atau upaya yang dilakukan untuk menggambarkan sesuatu atau seseorang menjadi lebih baik di hadapan publik sehingga dapat mempengaruhi opini publik.

“Yang salah bukanlah pencitraan tapi oknum-oknum yang membuat pencitraan palsulah yang salah. Pencitraan kemudian akan menjadi salah jika ada orang yang melakukan pencitraan palsu dengan menampilkan sesuatu yang sama sekali berbeda dengan kondisi aslinya,” kata seorang ahli.

Demi pencitraan, seseorang melakukan sesuatu yang bukan prioritas namun justru mengerjakan hal-hal tidak penting. Mengabaikan kepentingan publik.

Tuhan Yesus mengkritik perilaku demikian,  

  • Melalaikan hal penting mengenai hukum (keadilan, belas kasih dan kesetiaan). Perhatian atas hal remeh temeh menyebabkan lupa pada hal-hal yang lebih penting.
  • Melakukan pencitraan diri padahal sebetulnya hatinya penuh kebusukan.

“Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.”

Demikian kritik-Nya kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi.

Penulis surat 2Tesalonika mengucap syukur atas panggilan kepada jemaat menjadi murid-Nya. Untuk itu, ia meneguhkan agar jemaat tetap setia dan teguh dalam iman meski mengalami penganiayaan dan penderitaan hebat.

“Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita, kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik.”

Demikian peneguhannya kepada jemaat.

Pesan hari ini

Menjadi murid Kristus harus mau membersihkan hati lalu melakukan kehendak-Nya sehingga dengan demikian akan membuahkan perilaku yang sesuai dengan kehendak-Nya, bukan dibalik.

Melakukan hal prioritas (hukum Tuhan) daripada hanya sekedar melakukan hal remeh temeh.

“Orang bijak akan merasa malu jika kata-katanya lebih baik daripada tindakannya.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here